Pakar Ekonomi: Belanja APBN Pendorong Pemulihan Ekonomi di 2021

Selasa, 16 Maret 2021 – 19:16 WIB
Rektor Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan Mukkhaer Pakkana. Foto: dok for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan Mukkhaer Pakkana menyakini alokasi belanja pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih menjadi kunci penyelamatan ekonomi Indonesia di 2021.

Menurutnya, realisasi program PEN pada 2020 lalu telah mencegah terjadinya kontraksi ekonomi lebih dalam akibat pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Percepat Pembangunan Infrastruktur Transportasi, SWF jadi Alternatif Pendanaan di Luar APBN

Realisasi program PEN pada 2020 mencapai 6,09 persen (Rp 579,8 triliun) dari total APBN Rp 2.589,9 triliun.

Untuk 2021, program PEN dianggarkan Rp 627,9 triliun (5,70 persen) dari total R-APBN sebesar Rp 2.750,0 triliun.

BACA JUGA: Kemenhub Bakal Terima Tambahan Dana PEN 2021 Sebesar Rp 2,05 Triliun

"Pada 2021, APBN dan kebijakan fiskal akan melanjutkan perannya sebagai alat pendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Mukkhaer Pakkana dalam diskusi inisiasi Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) Universitas Nasional Jakarta bekerja sama dengan Public Trust Institute, Selasa (16/3).

Dia juga menyebut pemerintah telah berperan sebagai sentral pemulihan dan menjadi satu-satunya komponen yang tumbuh positif.

BACA JUGA: KLHK: Bambu Penggerak Ekonomi dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Pemerintah berhasil menggenjot belanja di kuartal III-2020 sehingga bisa tumbuh 16,9 persen (QoQ) dan 9,76 persen (YoY).

Pertumbuhan pengeluaran pemerintah itu tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata pencapaian belanja dalam lima tahun terakhir (2015-2019).

“Ini dampaknya sangat signifikan, kontribusi belanja pemerintah menyumbang 72pp (persentase poin) terhadap total pertumbuhan nasional,” ucap dia.

Pandangan Mukhaer diamini ekonom Universitas Nasional Prof I Made Adnyana.

Menurut dia, belanja pemerintah telah berperan besar dalam menyelamatkan ekonomi Indonesia agar tidak masuk ke jurang depresi ekonomi sepanjang masa pandemi 2020.

Adnyana bersyukur karena hampir semua lembaga riset dunia memprediksi pada 2021 perekonomian global akan kembali bergerak dan akan tumbuh positif, sehingga memberikan peluang pada kebangkitan ekonomi Indonesia.

Namun, berharap pada pemulihan ekspor, kata Adnyana, tidak akan mudah bagi Indonesia.

Dia menyarankan pemerintah fokus pada penanggulangan pandemi (kesehatan) dan melindungi sisi permintaan konsumsi masyarakat agar bisa menjadi pendorong kebangkitan ekonomi nasional.

“Kebangkitan ekonomi dimulai dari sektor padat karya dengan melibatkan seluruh kekuatan, dari badan usaha, kementerian, dan lembaga, hingga pemerintah daerah dan perangkat desa,” tutur Adnyana.

Sementara itu, Soleh Rusyadi Maryam dari Sucofindo berpendapat peluang memperbaiki neraca perdagangan Indonesia melalui peningkatan ekspor masih terbuka di 2021.

Meski demikian, Soleh mengakui peluang peningkatan necara perdagangan Indonesia tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya, karena ekonomi global baru pada tahap pemulihan.

“Untuk menjaga neraca perdagangan, tampaknya lebih mudah dilakukan dengan menekan impor barang konsumtif, mengendalikan barang intermediate, dan mengutamakan impor barang modal,” pungkas Soleh.(gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Samsung Galaxy A32 Melantai, Berapa Harganya?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler