Seorang pakar perilaku hewan terkenal di dunia menilai Australia telah melakukan perbaikan besar terkait kesejahteraan ekspor ternak hidup, sejak terbongkarnya praktek penyiksaan hewan ternak Australia di Indonesia pada tahun 2011.


Professor Temple Grandin danBernie Brosnan dari Wellard Rural Exports menginspeksi ternak di Woolner Station.

BACA JUGA: Retas Komputer Militer AS, Hacker Muda Australia Ini Kabur dengan Mudah

Pernyataan ini disampaikan Professor Temple Grandin dari Universitas Colorado State AS, saat menjadi pembicara dalam konferensi 'Live-Exchange' di Darwin Convention Centre pekan ini. Professor Temple Grandin adalah seorang pakar  perilaku hewan yang dikenal luas baik oleh sektor industri maupun aktifis kesejahteraan hewan  di dunia. Professor Grandin baru saja menginspeksi Kebijakan Sistem Jaminan Rantai Pasokan Eksportir Ternak Hidup Australia (ESCAS), yang diimplementasikan Pemerintah Australia untuk memperbaiki perlakuan terhadap ternak sapi Australia mulai dari lapangan rumput sampai ke tempat penyembelihan. Profesor Grandin juga telah berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung jaringan produsen daging dan feedlot di Indonesia serta peternakan sapi di Northern Territory. Kunjungan ini diorganisir oleh Dewan Eksportir Hewan Ternak Australia, otoritas Daging dan Ternak Australia (MLA), Asosiasi Pengusaha Ternak Sapi NT, Asosiasi Eksportir Ternak Hidup NT dan Konsulat Jenderal Indonesia di Darwin. Professor Grandin mengatakan perlu proses yang panjang untuk memperbaiki sistem penanganan ternak sapi hidup Australia pasca rekaman gambar praktek penyiksaan hewan ternak sapi Australia di Indonesia ditayangkan di TV ABC. "Saya menonton cuplikan rekaman itu ketika pertama ditayangkan dan itu memang sangat buruk sekali,” kata Professor Grandin. "Tapi saya sekarang sudah mengunjungi dua rumah potong hewan, dua perusahaan penggembalaan ternak dan 3 peternakan sapi,” "Dari kunjungan ini saya melihat sangat mungkin di Indonesia untuk melakukan perbaikan disana dengan peralatan yang relative sederhana,” Menurutnya dia telah melihat langsung kebersihan fasilitas pemotongan hewan dan apakah ternak-ternak sapi Australia dalam kondisi kesehatan yang baik juga. "Kita perlu melihat dengan sangat hati-hati guna memastikan hewan-hewan ternak yang akan disembelih tidak memiliki masalah kelelahan di bagian kaki,” katanya. "Saya hanya melihat satu hewan ternak yang memiliki masalah dengan kakinya, dan itu satu dari ratusan ternak,” "Saya melihat ternak-ternak itu sudah siap dimasukan ke truk dan mereka dalam kondisi kesehatan yang baik,” "Saya juga senang karena Indonesia telah menggunakan metode penanganan ternak yang tidak membuat hewan stress dan saya lihat sapi-sapi disana sangat tenang," Professor Grandin mengatakan dia mengkhawatirkan terjadinya peluang kebocoran ternak sapi itu dikirim ke pasar-pasar tradisional yang kecil. "Tapi memang sangat sulit untuk mengontrolnya karena ada lebih dari 200 pasar kecil" katanya. "Kita juga punya masalah yang sama di AS, karena kebanyakan perusahaan daging lebih menyukai memiliki rantai pasokan yang tidak terlalu besar yang tidak bisa mereka kontrol,”  

 

 

BACA JUGA: Kebun Binatang Sydney Sambut Kelahiran Bayi Monyet Langka ‘Nangua’

BACA JUGA: PM Malcolm Turnbull Bantah Tony Abbott Sedang Gerogoti Posisinya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Pemain Footy Indonesia Berlatih Bersama Tim Footy Australia

Berita Terkait