jpnn.com - JAKARTA - Pakar Hukum Sebut 2 Omongan Febri Diansyah soal Ferdy Sambo Tidak Logis.
Pakar hukum pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar menanggapi pernyataan Febri Diansyah yang menyebut ucapan Ferdy Sambo disalahinterpretasikan Bharada E sehingga anggota Brimob itu menembak mati Brigadir J.
BACA JUGA: Putri Candrawathi Minta Ferdy Sambo Jangan Begitu, Punya Brigadir J Lebih Besar
Menurut Abdul, pernyataan kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu merupakan upaya pembelaan diri dan tidak logis.
"Menurut saya, upaya pembelaan diri karena jika benar begitu seharusnya ada pencegahan dari FS ketika E akan melakukan penembakan dan itu tidak terjadi. Jadi, ini logika yang tidak logis," kata Abdul Fickar Hadjar kepada JPNN.com, Kamis (13/10).
BACA JUGA: Febri Diansyah Ungkap Situasi yang Bikin Ferdy Sambo Panik, Terjadilah
Sebelumnya, Febri juga mengatakan aksi Ferdy Sambo menembaki tembok rumahnya agar seolah-olah terjadi baku tembak adalah untuk menyelamatkan Bharada E agar lepas dari tuduhan menembak Brigadir J.
Abdul Fickar menilai pernyataan mantan jubir KPK itu juga tidak logis.
BACA JUGA: Tim Hukum Brigadir J Tantang Febri Diansyah, Singgung soal Amplop dan Suap
"Ya enggak logis juga, baku tembak itu bukan hal yang dapat meringankan atu menghapuskan hukuman," ujar Abdul.
Abdul pun menduga pernyataan-pernyataan Febri Diansyah itu disampaikan dalam upaya membebaskan Ferdy Sambo dari jeratan pasal pembunuhan berencana.
"Tampaknya begitu (upaya melepas Ferdy Sambo dari jeratan pasal pembunuhan berencana, red)," ujar Abdul.
Pak Sambo Ingin Menyelamatkan Bharada E?
Sebelumnya, Febri menjelaskan skenario baku tembak itu dibuat kliennya demi menyelamatkan Bharada E setelah menembak mati Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta.
"Skenario tembak-menembak yang tujuannya pada saat itu adalah untuk menyelamatkan RE (Richard Eliezer) yang diduga melakukan penembakan sebelumnya," ujar Febri saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Febri juga menyebut sebelum peristiwa penembakan terjadi, Ferdy Sambo awalnya memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
Perintah itu menurut Febri Diansyah disampaikan Sambo dengan perkataan "Hajar Chad".
Namun, ucapan itu diduga disalahinterpretasikan sehingga kemudian Bharada E menembak Brigadir J.
"Ada perintah FS (Ferdy Sambo) pada saat itu yang dari berkas yang kami dapatkan, itu perintahnya adalah 'Hajar Chad (Richard Eliezer)', tetapi yang terjadi adalah penembakan pada saat itu," beber Febri. (cr1/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Dean Pahrevi