Pakar Ini Ungkap Pentingnya Etika Dalam Debat Pilpres

Selasa, 23 Januari 2024 – 19:56 WIB
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga Surabaya Dr. Suko Widodo. (ANTARA/Dokumen Pribadi)

jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo menyatakan etika sangat penting dalam bedat pilpres agar masyarakat paham terhadap gagasan yang disampaikan para calon pemimpin.

Dia menjelaskan selain tema yang jelas, debat memerlukan cara berkomunikasi yang benar. Semua yang dibicarakan harus menjadi jelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar sebuah diskusi dapat berjalan.

BACA JUGA: Al Araf Sebut Gibran Tak Paham Terminologi Asing di Debat, Pertanyaannya Cuma Jebakan

"Yang bicara harus mengerti sehingga peserta dan lawan bisa mengikuti alur berpikir sehingga nanti akan keluar argumentasi sanggahan atau usulan yang masuk akal terhadap ide itu," ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (23/1).

Tujuan dari debat, lanjut Suko, adalah untuk mengadu pikiran, mengadu ide, serta mengadu gagasan. Maka dari itu, tema di dalam debat harus menjadi fokus dalam perdebatan.

BACA JUGA: Mahfud MD Tampil Memukau Saat Debat Cawapres, Pengamat: Manuver Gibran Tidak Berhasil

Dia menganggap gestur-gestur berlebihan itu tidak menjadi perlu di dalam suatu debat.

"Komunikasi itu menyangkut rasa dengan tiga unsur penting berupa logika, etika, dan estetika, sehingga gaya komunikasi itu menjadi penting bagi calon pemimpin," tuturnya.

BACA JUGA: Eki Pitung Kecewa Lihat 2 Senior Mengeroyok Gibran di Debat Cawapres

Lebih lanjut, Suko mengatakan banyak orang menilai penggunaan istilah itu merupakan sebuah strategi dalam debat.

Namun, menurut dia komunikasi politik itu, penggunaan istilah itu memang benar adalah sebuah strategi, tetapi tidak berada pada level yang tinggi.

"Strategi debat itu terdiri dari level 1 sampai 6, mestinya makin matang berpikirnya semakin bijak. Pengambilan kebijakan itu pada level 6, bukan teknis atau level 1. Itu baru menunjukkan kualitas orang," ujarnya.

Untuk mencapai komunikasi efektif di dalam debat, istilah-istilah harus dijelaskan dengan mantap kepada semua audiens dalam perdebatan. Ditopang dengan cara penyampaian yang benar, ide yang digagas akan tersampaikan kepada masyarakat.

"Sehingga masyarakat dapat menilai calon pemimpin yang akan mereka pilih pada 14 Februari mendatang," ucapnya.

Selain itu, debat merupakan tradisi di dalam demokrasi dan cara untuk menemukan kebaikan yang tepat, sehingga tidak ada kata menang atau kalah di dalam perdebatan.

Debat mencari pemikiran-pemikiran yang bagus agar dapat menjadi alat bagi masyarakat untuk menyeleksi calon pemimpin mereka.

"Bagaimana kita bisa mempresentasikan ide-ide agar bisa diterima orang banyak dengan argumentasi-argumentasi," imbuhnya.

KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, dan debat ketiga 7 Januari 2024, KPU menggelar debat keempat yang mempertemukan para cawapres.

Tema debat keempat meliputi energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Qodari: Dukungan Erick Thohir Jadi Game Changer untuk Kemenangan Prabowo-Gibran


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler