Pakar Kemanan Siber Mengaku tak Bisa Merekomendasikan Aplikasi Azan yang Aman

Jumat, 22 April 2022 – 16:26 WIB
Soal keamanan aplikasi azan. ilustrasi Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengaku tidak bisa merekomendasikan aplikasi azan yang aman dari penyadapan atau pencurian data.

Dia menjelaskan hal penting yang perlu dilakukan ialah memilih aplikasi dan menginstal dari play store atau app store.

BACA JUGA: Pakar Sebut PeduliLindungi sebagai Aplikasi yang Baik, Begini Alasannya

"Kalau instal dari luar play store, walaupun tidak semua aplikasi di luar play store jahat, tetapi aplikasi itu tidak ada yang memonitor. Jadi, jangan tanya lagi soal keamanan. Risiko tanggung sendiri karena aplikasi resmi di play store saja tidak bisa dijamin aman," kata Alfons dalam keterangannya, Jumat (22/4).

Menurut dia, aplikasi di play store sendiri tidak bisa dijamin aman.

BACA JUGA: Ada 11 Aplikasi Jahat di HP Android, Kemenkominfo Imbau Pengguna Waspada

Pada saat pembaruan aplikasi, kata dia, itu berpotensi menjadi aksi pencurian data, memata-matai pengguna, dan key logging (menangkap layar).

Pencurian data dan penyadapan akan terdeteksi jika trafik dan detail aplikasi diamati dengan alat monitoring khusus.

BACA JUGA: Terseret Kasus DNA Pro, Virzha Siap Kembalikan Honor Manggung 

Alfons menilai seharusnya ada institusi pemerintah yang mengawasi aplikasi dan mengambil inisiatif untuk memeriksa semua aplikasi.

Institusi tersebut harus memeriksa hak akses yang diminta aplikasi kepada pengguna dan relevansinya dengan fungsi aplikasi.

"Lalu dicek secara berkesinambungan faktanya apakah aplikasi tersebut benar melakukan hal ini dan tidak melakukan pencurian data," ujar Alfons.

Pendiri PT. Vaksincom itu mengatakan pemerintah atau pengembang aplikasi swasta dalam negeri juga bisa mengambil inisiatif untuk membuat aplikasi yang populer dan berguna di masyarakat, seperti aplikasi azan.

Masyarakat Indonesia tentu akan lebih tenang terkait keamanan data pribadinya jika aplikas dibuat oleh pengembang dalam negeri.

Dia memberi contoh penggunaan domain .id dan .co.id yang dikelola oleh Pandi (Pengelola Nama Domain Indonesia).

Domain tersebut dinilai jauh lebih aman dari aksi penyalahgunaan, seperti phising atau pencurian data dibanding domain .com.

Jika domain yang dikelola Pandi terindentifikasi melakukan aksi jahat, Pandi akan cepat bereaksi.

Pandi, lanjut Alfons, memang bertugas menjaga keamanan domain .id sehingga pelaku penipuan dan phising juga akan menghindari penggunaan domain .id untuk melakukan aksi jahat. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Mudik Gratis? Pemudik Bisa Gunakan Aplikasi Ini


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler