jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti tidak percaya hasil survei yang menempatkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di peringkat pertama.
Menurut dia, banyak lembaga mendapat bayaran untuk mendukung pemenangan paslon nomor urut 2 tersebut.
BACA JUGA: Survei Indopol: Duet Ganjar-Mahfud Paling Pas Untuk Reformasi Hukum
"Pertama, memang ada lembaga-lembaga survei yang diminta untuk mengunggulkan pasangan tertentu, dalam hal ini Prabowo-Gibran melalui hasil surveinya," ungkap Ikrar kepada media, Selasa (5/12).
Tidak hanya itu, Ikrar mengeklaim cara-cara klandestin juga digunakan demi memastikan hasil survei sesuai dengan keinginan mereka.
BACA JUGA: PKS Ungkap Hasil Survei Internal Elektabilitas Anies â Muhaimin, Wouw
"Misalnya, ketika si pemesan sudah mengetahui daerah mana saja yang akan menjadi sampel survei lembaga tertentu, maka di daerah-daerah itu akan diturunkan para pelaku lapangan untuk memberikan bantuan seperti sembako pada masyarakat dengan arahan mendukung Prabowo-Gibran," ungkap Ikrar.
Dia berpandangan survei-survei itu dibuat untuk meyakinkan pemilih bahwa Prabowo-Gibran adalah yang terbaik.
BACA JUGA: Survei SPIN: 48 Persen Milenial dan Gen Z Dukung Prabowo-Gibran
"Ketika hampir semua lembaga survei menunjukkan hasil serupa dengan dukungan data yang tampak akurat, para pemilih kemungkinan akan terpengaruh dalam menentukan pilihannya," ujar Ikrar.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bicara soal elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang menurun di beberapa survei. Hasto menyebut hasil survei capres seperti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang bisa diintervensi.
"Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu. Kalau keputusan MK saja bisa diintervensi istana, masak survei tidak," kata Hasto seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/11).
Hasto menyebut cara yang menurutnya mudah untuk meninggikan survei. Hasto menyinggung pemberian sembako bergambar Prabowo-Gibran.
"Caranya mudah. Di lokasi di mana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras, kan, itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran," lanjut Hasto. (dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif