Pakar Sebut Ancaman Bromat dalam AMDK Nyata

Kamis, 04 April 2024 – 15:41 WIB
Ilustrasi. Bromat merupakan senyawa kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia merupakan senyawa kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia. (ANTARA/HO/Pexels)

jpnn.com, JAKARTA - Air Minum Kemasan (AMDK) memberikan alternatif yang lebih aman dan mudah daripada air keran.

Hal itu membuat AMDK menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat modern. 

BACA JUGA: Truk Ekspedisi Dilarang Lewat Tol, Sopir dan Agen AMDK Menjerit 

Namun, di balik kepraktisan dan popularitasnya, terdapat ancaman tersembunyi yang mungkin tidak disadari oleh banyak konsumen. 

Hal itu menyusul keberadaan kandungan Bromat dalam AMDK.

BACA JUGA: YLKI & BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di AMDK 

Bromat merupakan senyawa kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Sifat karsinogenik atau beracun dari Bromat dapat memicu beragam penyakit semisal kanker hingga gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.

Orang yang mengonsumsi bromat konsentrasi tinggi juga mengalami efek ginjal, efek sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Paparan bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama menyebabkan efek ginjal pada hewan laboratorium.  

"Secara teori itu (menimbulkan penyakit) bisa terjadi," kata Guru Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Andri Cahyo Kumoro di Jakarta, Kamis (4/4).

Profesor dalam bidang teknik kimia itu menjelaskan efek karsinogenik hasil menyantap Bromat bisa mulai terasa atau teramati setelah 10 tahun konsumsi. 

Itu pun, sambung dia, tergantung pada kadar Bromate yang ada dan kesehatan penggunanya 

"Jadi, sangat relatif. Tetapi kalau melihat kondisi air minum baku di Indonesia sepertinya tidak akan terjadi di Indonesia," katanya.

Andri menjelaskan pada dasarnya Bromat akan terbentuk jika prosesnya menggunakan ozonisasi. 

Ozon bereaksi dengan Bromida dalam air baku AMDK dan berubah menjadi Bromat. 

Dia melanjutkan terbentuknya Bromat juga bergantung pada pada air baku yang digunakan produsen AMDK apakah memang mengandung Bromida yang signifikan atau tidak. 

Dia mengungkapkan, saat ini ambang batas kandungan Bromat dalam AMDK di Indonesia juga 10 mikrogram per liter air.

Meski demikian, keberadaan kandungan Bromat dalam AMDK terus menghantui masyarakat. 

Ini menyusul regulasi terkait Bromat yang ada kini masih belum sepenuhnya alias bersifat sukarela.

Keberadaan Bromat dalam AMDK diatur dalam peraturan menteri perindustrian nomor 26 tahun 2019. Dalam beleidnya, uji Bromat untuk sementara waktu tidak dilakukan sampai terdapat laboratorium yang memiliki kemampuan pengujian yang terakreditasi dan ditunjuk.

Kualitas AMDK juga diatur dalam Syarat Mutu SNI 3553:2015 Air Mineral dan syarat Mutu SNI 6241:2015 Air Demineral. Kedua aturan tersebut menyebutkan bahwa maksimal kandungan Bromat dalam AMDK sebesar 0,01 mg/L.

Namun, kenyataannya, beberapa waktu lalu tersebar data di media sosial menyebutkan bahwa ada AMDK yang memiliki kandungan Bromat jauh di atas ambang batas yang telah ditetapkan. 

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun meminta BPOM melakukan tes terhadap kandungan Bromat yang terkandung dalam seluruh AMDK. 

"Di post market mestinya BPOM melakukan sampling menguji yang ada di pasar ke laboratorium apakah itu sesuai standar keamanan, membahayakan konsumen apa enggak," kata Anggota Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo 

Sudaryatmo melanjutkan uji laboratorium juga perlu dilakukan secara reguler untuk memastikan keamanan pangan dimaksud. 

Dia mengintatkan hal tersebut sudah menjadi tugas BPOM sebagai pengawas obat dan pangan di Indonesia.

"Jadi, regular inspection. Mengambil sampling dari produk yang sudah ada di pasar," kata Sudaryatmo.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bromat   YLKI   BPOM   AMDK   Air Minum  

Terpopuler