Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan Australia kemungkinan tidak akan mencapai 'herd immunity' atau kekebalan massal terkait COVID-19, karena banyaknya orang yang masih ragu untuk divaksinasi.
Penelitian yang dibuat oleh lembaga Burnet Institute dan diterbitkan hari Jumat ini (11/06) menyebutkan warga masih harus mengikuti arahan kesehatan dari pihak berwenang, seperti lockdown, menjaga jarak dan mengenakan masker, bila jika mereka sudah divaksinasi.
BACA JUGA: JB Foods Bayar Tebusan Ratusan Miliar Rupiah Untuk Hentikan Serangan Siber
Wakil direktur Burnet Institute, Margaret Hellard mengatakan kepada ABC, bahkan sekali pun angka vaksinasi mencapai 80 persen, yakni target yang akan jadi tantangan tersendiri untuk tercapai, kehidupan normal belum tentu kembali.
"Kita tidak bisa mengatakan 'karena kita sudah divaksinasi, sekarang kita bebas," katanya.
BACA JUGA: RIP Kirra, Numbat Betina yang Selamatkan Spesiesnya dari Kepunahan
"Masih ada masa di mana kita harus dites dan masih butuh aturan pembatasan."
Sekarang Melbourne sudah mencabut aturan lockdown, ABC bertanya kepada para pakar: apa yang harus dilakukan untuk mencegah lockdown jika ada kasus baru di masa depan?
BACA JUGA: Pengaruh AS Mulai Menurun, Tiongkok dan ASEAN Perkuat Kerjasama Soal Vaksin COVID
Seberapa lama lagi warga di Australia akan berani untuk melakukan perjalanan antar negara bagian tanpa keraguan? Akankah ada lockdown lagi di Australia?
Kemungkinannya iya.
Epidemiolog Burnet Institute, Mike Toole mengatakan lockdown akan terus diterapkan sampai tingkat vaksinasi meningkat dan kebocoran dalam sistem hotel karantina diperbaiki.
"Sejak bulan November, kita melihat rata-rata satu kebocoran dari hotel karantina setiap 11 hari, dan itu terus berlanjut," katanya.
"Itu akan terus terjadi."
Menurut data Departemen Kesehatan Australia, sekitar 5,2 juta dosis vaksin sudah disuntikkan di seluruh Australia sampai hari ini.
Australia sudah memesan dosis vaksin tambahan jenis Pfizer dan Modern.
Moderna belum mendapat persetujuan untuk digunakan di Australia, namun sebagian besar vaksin ini akan datang di akhir tahun 2021.
Dengan jadwal waktu seperti ini ditambah masa 12 minggu antara dosis pertama dan dosis kedua untuk vaksin AstraZeneca, Professor Toole, mengatakan Australia akan tetap sulit dihindari dari lockdown di masa depan.,
"Dalam masa itu (sekitar 4-5 bulan), kita akan mungkin menghadapi sedikitnya 10 kebocoran dari hotel karantina, lockdown dan penutupan perbatasan antar negara bagian," katanya.
Menurut pakar masalah kekebalan dari Murdoch University, Cassandra Berry, semakin banyak warga Australia yang menjalani vaksinasi, maka lockdown di masa depan tidak akan seketat seperti sebelumnya.
"Dengan vaksinasi terus berlanjut, dan semakin banyak diantara kita yang mendapatkannya, kita masih akan melihat munculnya kasus. Namun saya kira kita tidak akan menjalani lockdown yang sangat ketat seperti sebelumnya," katanya. Apa yang harus dilakukan untuk menghindari lockdown?
Epidemiolog Emma Miller dari Flinders University mengatakan untuk mencegah adanya lockdown lagi yang harus terjadi adalah tingkat vaksinasi tinggi, kepatuhan tinggi terhadap aturan dan pelacakan kasus yang bagus.
Ia juga mengatakan Australia harus membantu negara-negara lain dalam menangani penyebaran virus.
Karena itu adalah satu-satunya cara mencegah masuknya virus corona ke Australia dan mencegah kebocoran dalam sistem hotel karantina.
"Kita hanya bisa membuka diri dan berperilaku normal bila semua orang di seluruh dunia melakukan hal yang sama," katanya.
Petunjuk kesehatan terbaru dari Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat mengatakan mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh tidak perlu lagi menjalani karantina bila terpapar virus, sepanjang tidak menunjukkan gejala.
Warga yang sudah vaksinasi penuh di Amerika Serikat juga tidak harus menjalani isolasi mandiri setelah melakukan perjalanan internasional ataupun antar negara bagian.
Situasinya masih berbeda di Australia dengan belum adanya pengecualian bagi mereka yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin.
Profesor Berry memperkirakan aturan ini mungkin nantinya akan diubah, sepanjang proses pelacakan kasus tetap kuat dan warga tetap menjaga jarak.
"Saya tidak yakin semua orang di Australia bisa melihat manfaat mendapatkan vaksinasi," katanya.
"Mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh tidak perlu lagi dikarantina di AS.
"Jadi bila kita di Australia mengerti pesan ini, bahwa bila kita divaksinasi penuh, mereka masih bisa memiliki kebebasan, dan tidak harus menjalani isolasi." Apa yang harus dilakukan sekarang?
Keempat pakar ini sepakat hal yang paling penting dilakukan oleh warga Australia sekarang ini adalah melakukan vaksinasi segera setelah mereka memenuhi syarat.
Dr Miller merasa optimistis dengan semakin banyak orang yang divaksinasi setiap harinya, kemungkinan adanya lockdown menjadi semakin berkurang sepanjang warga mematuhi dan mendengarkan petunjuk kesehatan dari pihak berwenang.
Namun sebelum semua itu terjadi, semua warga diminta untuk tetap berhati-hati.
"Tidak ada satu hal yang tiba-tiba akan menyelesaikan segalanya, semuanya masih tergantung pada proses vaksinasi, dengan tingkat vaksinasi setinggi yang bisa dicapai," kata Dr Miller.
Professor Hellard mengatakan meski vaksin tidak akan menghentikan semua penularan, namun akan mengurangi penularan, menyelamatkan nyawa dan mengurangi aturan lockdown.
"Semua orang harus mendapatkan vaksin sesegera mungkin," katanya.
"Semakin banyak orang divaksin semakin baik, tetapi juga tidak berarti tidak akan ada lagi masalah."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasangan yang Positif Tinggalkan Lockdown Melbourne Tanpa Izin, Diketahui Positif COVID di Queensland