jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah diharapkan menindaklanjuti penelitian formula rempah-rempah yang terdiri atas jahe, kunyit, temulawak, serta sirih, sebagai penangkal virus corona jenis baru (COVID-19).
Permintaan tersebut disampaikan pakar biologi virus dari Universitas Gadjah Mada Profesor Budi Setiadi Daryono.
BACA JUGA: Anies Baswedan Melarang Warga Punya Gejala Terjangkiti Virus Corona Datang ke RS
"Ini peluang besar bagi Bangsa Indonesia untuk meneliti lebih lanjut terkait kasiat 'cucurmin' yang umumnya terdapat pada empon-empon di Indonesia, untuk dibuktikan secara ilmiah sebagai antivirus," kata dia di Fakultas Biologi UGM Yogyakarta, Senin (2/3).
Sebelumnya, kasiat rempah-rempah sebagai penangkal COVID-19 diteliti oleh profesor asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Chairul Anwar Nidom. Chairul mengklaim curcumin yang terkandung di dalam sejumlah rempah-rempah berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.
BACA JUGA: Imbauan Gubernur Ganjar Pranowo Terkait Corona Ini Sederhana, Tetapi Penting
"Curcumin kan memang ada di jahe, kunyit, temulawak, dan beberapa empon-empon lainnya yang ini sebenarnya surga bagi Indonesia," kata Budi yang juga Dekan Fakultas Biologi UGM itu.
Meski formulasi rempah-rempah itu mulanya diteliti Prof Chairul Anwar Nidom saat wabah flu burung merebak pada 2008, menurut Budi, tidak menutup kemungkinan imun manusia yang diperkuat oleh curcumin juga mampu menangkal COVID-19.
BACA JUGA: Cerita Adian yang Pernah Ditodong Pistol Hingga Dipecat
"Kami jarang menemukan teman-teman masuk angin atau flu pilek dengan 'wedangan' pakai jahe. Bagaimanapun saya percaya sekali jamu harus kita lestarikan dan lebih mudah dikonsumsi masyarakat kita," kata dia.
Menurut dia, pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap penelitian itu. Pasalnya, jika secara ilmiah terbukti mampu menangkal COVID-19, maka sebagai negara penghasil rempah-rempah, Indonesia akan memiliki kontribusi penting untuk mengekspor formula itu ke seluruh dunia saat vaksin untuk virus itu belum ditemukan.
"Kalau semua orang membutuhkan obat untuk menyembuhkan ini, siapa tahu kalau dengan riset yang sungguh-sungguh saya kira ini kesempatan," kata dia.
Adanya dua WNI di Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19 perlu menjadi kewaspadaan bersama.
Meski demikian, kata dia, tidak perlu panik berlebihan hingga memborong masker secara besar-besaran.
Menurut dia, panik dan waswas akan membuat masyarakat stres. Dengan kondisi psikologi yang terganggu justru memengaruhi kesehatan dan daya tahan tubuh lemah untuk menangkal virus itu.
"Jadi ini penting, percayalah sama pemerintah dan ahli. Saya yakin langkah-langkahnya sudah cukup baik," kata dia.
Selain perlu mengonsumsi rempah-rempah, menurut dia, yang perlu dilakukan masyarakat saat ini adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat serta menghindari berada dalam keramaian yang dapat memicu kontak fisik.
"Dengan badan yang sehat maka tingkat imunitas menjadi naik," kata Budi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu