jpnn.com - PALU – Meningkatkan kesiagaan menjelang Natal dan tahun baru tim Gegana Brimob Polda menggelar simulasi penanganan aksi teror. Simulasi yang menurunkan tim penjinak bom digelar di depan gereja Pantekosta Jalan Gajah Mada dengan skenario sebuah benda yang dicurigai bom berada di sekitar gereja.
Dalam skenario simulasi digambarkan telah terjadi ledakan yang cukup keras mengagetkan warga seputaran Jalan Gajah Mada, Rabu (18/12). Ternyata ledakan itu, berasal dari sebuah paket yang diduga bom dan diledakkan di tempat oleh unit penjinak bom (Jibom), Gegana Brimob Polda Sulteng.
BACA JUGA: Mobil Rombongan BKKBN Kecelakaan, Satu Tewas dan Tiga Luka-luka
Paket itu ditemukan sebelumnya di pintu masuk Gereja Pantekosta, sekitar pukul 10.30. Oleh petugas Jibom, paket tersebut kemudian dipindahkan ke tempat yang dirasa aman, menggunakan robot Jibom. Paket tersebut dipindahkan setelah petugas memastikan bahwa ada rangkaian dalam paket dan bahan peledak di dalamnya. Petugas pun memutuskan untuk meledakan paket tersebut menggunakan alat pemicu.
Tidak hanya satu bom yang ditemukan. Setelah dilakukan sterilisasi, petugas kembali mendapati satu tas berisi bahan peledak yang berdaya ledak tinggi di Pos Security. Tidak seperti bom pertama, yang hanya berdaya ledak rendah.
BACA JUGA: Jaksa Tahan Asisten III Tolitoli
Kegiatan simulasi tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Brimob Polda Sulteng, AKBP Hudaya. Kepada wartawan, Hudaya mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini merupakan bentuk latihan yang diaplikasikan di tempat sesungguhnya.
“Di mulai dari masyarakat memberikan laporan benda mencurigakan kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian, dan kami memerintahkan Gegana Unit Jibom turun melakukan pendeteksian terhadap benda mencurigakan tersebut,” ungkap Wakasat Brimob yang didampingi Wakapolres Palu, Kompol Boyke Karel Watimmena.
BACA JUGA: Sumut Raih Penghargaan Keseteraan Gender dari Presiden
Masih menurut dia, mulai dari pendeteksian hingga pada penjinakkan bom, dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Simulasi itu juga masih berkaitan dengan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru, yang mulai dipersiapkan pihak kepolisian. “Ini juga bukti kesiapan pengamanan kami menjelang Natal dan Tahun Baru,” sebutnya.
Ditanya terkait alasan pemilihan lokasi simulasi di Gereja Pantekosta, Hudaya menjelaskan, bahwa beberapa tahun silam, sejumlah tempat ibadah seperti gereja kerap menjadi sasaran para pelaku teror. Ini kata dia, juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, jika menghadapi dan menemukan adanya benda mencurigakan.
“Selama ini karakter masyarakat kita jika menemukan benda mencurigakan, malah dinonton. Makanya kami juga ikutkan anggota kepolisian di satuan wilayah, untuk terlibat mengamankan agar masyarakat tidak mendekat,” kata Hudaya.
Pengalaman beberapa kejadian kata dia, setelah meledaknya bom pertama, masyarakat akan berkumpul, padahal di tempat yang sama juga ada bom berikutnya yang suatu saat bisa meledak. “Bom pertama itu kerap menjadi pancingan, agar masyarakat berkumpul dan lebih banyak korban saat bom kedua diledakkan,” jelasnya.
Dalam simulasi penjinakan bom tersebut, selain anggota Brimob Polda Sulteng, anggota Polres Palu, Inafis Polda Sulteng, Bid Dokkes, serta petugas pemadam kebakaran Kota Palu ikut dilibatkan. Sebagian Jalan Gajahmada, tepatnya di Depan Gereja Pantekosta, selama kurang lebih dua jam kemarin sempat ditutup. Arus lalulintas yang hendak melalui Jalan Gajahmada di alihkan ke jembatan Palu III. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Linda Gumelar Kaget Mendengar Kasus Adit
Redaktur : Tim Redaksi