jpnn.com, LONDON - Indonesian Islamic Center (IIC) London terus berikhtiar mewujudkan pembangunan masjid pertama Indonesia di Inggris.
Berbagai cara dilakukan, salah satunya lewat program penggalanan dana bertajuk Wakaf Mozaik.
BACA JUGA: Bos Brompton Siapkan Sepeda Edisi Khusus untuk Pembangunan Masjid Indonesia di London
Program yang dirilis pada 9 Januari 2022 itu ternyata memperoleh sambutan positif. Terbukti, hanya sepekan setelah peluncuran Wakaf Mozaik itu, IIC London menerima komitmen donasi hampir Rp 8,5 miliar.
Sebanyak lima paket wakaf ‘large’ senilai minimal GBP 50 ribu atau sekitar Rp 1 miliar sudah habis terjual, dengan nilai komitmen GBP 280 ribu. Selain itu, ada 100 paket ‘small; senilai GBP 1.000 per unit atau Rp 20 jutayang juga habis terjual.
BACA JUGA: Mohon Dukungan, Dana Pembangunan Masjid Pertama Indonesia di London Masih Kurang GBP 600 Ribu
“Untuk mengakomodasi animo yang sangat tinggi, panitia menambah jumlah paket small sebanyak 50 unit dengan nilai GBP 1.000 per paket,” kata Ketua Pelaksana Program Wakaf Mozaik IIC London Gatot Subroto melalui layanan pesan ke JPNN.com, Kamis (20/1).
Mantan ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Inggris (PPI UK) itu menjelaskan penambahan tersebut diambil dari 10 unit paket medium senilai GBP 5.000 per unit, yang selanjutnya dipecah menjadi 50 paket small.
BACA JUGA: Ada Sosok Misterius Sumbangkan Rp 200 Juta untuk Bangun Masjid Indonesia di London
“Dengan demikian total unit small yang disediakan menjadi 150 unit dan paket medium menjadi 10 unit,” jelasnya.
Hingga berita ini disiarkan, paket tambahan itu hanya tersisa 39 small dan empat medium. Paket Wakaf Mozaik tidak hanya dibeli oleh individu, tetapi juga organisasi, lembaga sosial dan perusahaan.
Misalnya, PPI London berkomitmen membeli paling tidak satu paket small. “Hanya dalam waktu semalam, PPI London berhasil mengumpulkan GBP 1.000 atau Rp 20 juta untuk membeli 1 paket small,” kata Ketua PPI London Dhita Mutiara Nabela.
Mahasiswi program master di University College London (UCL) ini menambahkan pihaknya akan terus berupaya untuk menambah pembelian, bahkan meningkat ke paket medium.
“Insyaallah akan kami buka terus setidaknya sampai Januari. Targetnya berarti tambah menjadi dua paket small atau bahkan jadi paket medium,” paparnya.
Tidak hanya itu, Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) juga menggalang dana untuk membeli Wakaf Mozaik Masjid IIC London.
“Dengan dukungan dana dari anggota Kibar yang tersebar di seluruh Inggris Raya dan juga pengajian-pengajian lokal di kota-kota di Inggris, Kibar berkomitmen untuk wakaf paket medium,” kata Ketua Kibar Rudatin Windraswara.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid IIC London Eko Kurniawan menyambut baik antusiasme dukungan melalui Wakaf Mozaik tersebut.
Dia menuturkan bahwa melalui wakaf ini, panitia IIC London makin optimisis bisa menutup kekurangan uang pembelian properti bekas gereja yang akan dijadikan masjid.
“Yaitu, tinggal sekitar GBP 200 ribu (sekitar Rp 4 miliar) dari total harga pembelian GBP 1,5 juta,” kata Eko.
Sebagai bentuk apresiasi, nama-nama donatur skema Wakaf Mozaik ini akan diabadikan di mozaik dinding masjid.
Untuk pemberian donasi paket besar, nama donatur dimungkinkan untuk dipakai sebagai ruang kantor, ruang kelas, ruang hall tangga, dan ruang serbaguna.
Program ini dibuka hingga 30 April 2022, dengan prinsip first come first served. Setelah periode itu, panitia tidak akan menerima pemesanan Wakaf Mozaik karena donasi yang masuk akan dikategorikan sebagai sedekah.
Bangunan yang nantinya akan dipakai sebagai masjid pertama Indonesia di Inggris itu adalah bekas gereja yang berada di kawasan Neasden, London barat laut.
Penawaran atas properti ini sudah diterima dan saat ini dalam proses pembayaran deposito.
Selain program Wakaf Mozaik, pantia mengadakan rangkaian event penggalangan dana, termasuk di antaranya adalah peluncuran lelang sepeda Brompton, yang khusus dibuat oleh CEO Brompton untuk penggalangan masjid IIC London.
Bagi yang berminat ikut program ‘Wakaf Mozaik’ atau pun donasi bentuk lain bisa menghubungi panitia pembangunan masjid IIC London. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy