BACA JUGA: Belanja Seret, Surplus Tembus Rp 100 Triliun
Presdir Bayan Eddie Chin menuturkan, aktivitas tambang salah satu anak perusahaannya, PT Wahana Baratama Mining (Wahana), sempat terhenti
BACA JUGA: Investasi Rp 540 M di Bisnis Ponsel
''Operasional tambang Wahana terganggu akibat tingginya curah hujan yang sangat tidak biasa beberapa bulan belakangan ini,'' ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.Menurut dia, hujan menyebabkan banjir di sekitar lokasi tambang
BACA JUGA: RI Bidik Peluang di WEF
Kini, seiring meredanya curah hujan, aktivitas proyek penambangan batu bara Wahana normal lagi''Kejadian itu force majeure, tetapi telah berakhir,'' tuturnyaKarena operasinya sempat terhenti, emiten dengan kode perdagangan BYAN tersebut akan meneggenjot produktivitasnyaEddie mengatakan, peningkatan produktivitas dimaksudkan sebagai kompensasi atas jumlah produksi yang hilang akibat hujan deras dan banjir''Kami akan bekerja keras untuk memulihkan kapasitas produksi sebagai kompensasi atas jumlah produksi yang hilang,'' terangnya
Maret lalu, kapasitas produksi wilayah tambang Wahana telah mencapai 188,6 ribu ton batu baraPerusahaan tersebut memprediksi proyek ini masih beroperasi hingga 10 tahun mendatang
Bayan adalah produsen batu bara terbesar ke-8 di tanah airTahun lalu perusahaan itu berpendapatan Rp 3,45 triliun dengan laba bersih Rp 252,7 miliarSaat ini, Bayan memiliki 8 tambangDari jumlah itu, lima di antaranya belum digarap, yaitu, tambang Fajar-Taba-Brian (FTB) dan Teguh-FirmanLantas, tiga tambang lainnya --Gunungbayan, Wahana, dan Perkasa Inakakerta-- sudah digarap
Tahun ini, Bayan menargetkan produksi 9 juta ton batu bara atau meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 4,7 juta tonTahun depan mereka bakal mengerek volume produksi menjadi 13 juta-14 juta ton dan diharapkan mencapai 18 juta ton pada 2010(eri/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik Bareng Telkomsel
Redaktur : Tim Redaksi