jpnn.com, NEW YORK CITY - Palestina memperbarui permohonan untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut keterangan diplomat Palestina kepada WAFA, Kamis (28/7).
Dalam wawancara dengan Voice of Palestine, pengamat tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan bahwa kepemimpinan Palestina di bawah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas telah menginisiasi hubungan dengan pejabat tinggi PBB agar mengamankan keanggotaan penuh Palestina di organisasi tersebut sebagai sarana menjaga solusi dua negara.
BACA JUGA: Piala Asia 2023: Kans Indonesia Lolos Makin Besar Seusai Filipina Kalah dari Palestina
Pemimpin negara Palestina, lanjut dia, melakukan langkah-langkah politik dan diplomatik yang berkoordinasi dengan sejumlah kepala negara, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Raja Yordania Abdullah II serta anggota Dewan Keamanan PBB, agar Palestina tidak terus menjadi sandera atas tindakan pendudukan Israel.
Mansour menyampaikan permohonan Palestina tersebut dalam pidatonya selama sidang dengan Dewan Keamanan PBB.
BACA JUGA: Seusai Bertemu Presiden Palestina, Joe Biden Berjanji Tidak Akan Menyerah
Para anggota Dewan Keamanan PBB diminta tanggapannya pada periode yang akan datang.
Diplomat Palestina menekankan akan pentingnya masyarakat internasional memikul tanggung jawab dengan memberikan perlindungan kepada rakyat Palestina dan mempertahankan solusi dua negara mengingat kebijakan 'apartheid' yang diterapkan oleh Israel, yaitu kekuasaan pendudukan.
BACA JUGA: Konflik Israel Palestina Jalan di Tempat, PBB Sebut Solusi 2 Negara Harga Mati
Mansour mengakhiri pidatonya dengan menolak kritik yang dilontarkan Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan terhadap Mahmoud Abbas selama sidang Dewan Keamanan PBB. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif