jpnn.com, JAKARTA - Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto mengatakan, hingga kemarin belum ada tambahan jumlah uang ganti kepada nasabah yang saldonya berkurang secara misterius.
Rabu (13/3) BRI mengganti uang total Rp 145 juta kepada 33 nasabah dari BRI Unit Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jatim.
BACA JUGA: Tambah Pegawai, BRI Patroli ATM Setiap Hari
Jika kemudian ada laporan jumlah nasabah yang menjadi korban menjadi 87 nasabah, Bambang mengaku belum mendapat info secara langsung.
”Saya belum dengar kok jadi sebanyak itu. Tapi, kalau ada laporan, selama dia terbukti kena skimming, pasti akan kami ganti uangnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Di Jakarta, Suami Istri jadi Korban Pembobolan Rekening BRI
Dia mengatakan, alat skimming biasanya dipasang di mesin ATM di daerah yang sepi. Juga, ATM yang tidak dijaga satpam dan frekuensi transaksinya kecil. Selain itu, saldo yang diambil pelaku biasanya tidak besar per masing-masing rekening.
”Karena, kalau banyak, nanti gampang ketahuan. Selain itu, belum tentu saldo dalam rekening itu cukup isinya ketika diambil dalam jumlah banyak oleh si pelaku,” ujarnya.
BACA JUGA: Gaji Kecil, Pegawai Bawaslu Saldonya Berkurang Misterius
Ketua Harian Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) Yanto Sugiharto menjelaskan bahwa tingkat keamanan perbankan seperti layanan mobile banking di Indonesia masih lemah. Dia mencontohkan kasus raibnya uang sejumlah nasabah di Kediri.
”Paling mudah memang bilang (penyebabnya, Red) skimming,’’ katanya sesudah menjadi narasumber workshop audit teknologi di kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kemarin.
Apalagi, di daerah-daerah banyak ATM yang pengawasannya tidak ketat. Misalnya, ATM yang tidak berada di dalam kantor bank atau di dalam pertokoan. (rizfar/rin/wan/c10/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Turun Tangan Usut Hilangnya Saldo Nasabah BRI
Redaktur : Tim Redaksi