jpnn.com, JAKARTA - Program PAM Jaya untuk mengatasi tekanan air rendah melalui pemasangan pompa Alkon di beberapa wilayah Jakarta mendapat berbagai komentar dari masyarakat.
Pemasangan Alkon dianggap efektif meningkatkan kualitas layanan air bersih, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sering mengalami gangguan pasokan.
BACA JUGA: Dukung Visi Prabowo, PAM Jaya Gandeng Lemhannas Jaga Ketahanan Air di Jakarta
Salah satu warga Marunda Kepu, Sugeng mengaku sangat terbantu dengan keberadaan pompa ini.
“Sekarang tekanan airnya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kami dulu sering kesulitan air saat pagi atau sore hari, tapi sekarang bisa mandi dan masak tanpa kendala," ucap Sugeng.
BACA JUGA: Minta Kenaikan Tarif Air Bersih Ditunda, Francine Widjojo: PAM Jaya Harus Perbaiki Dahulu Kebocoran
Sementata itu, warga Kebon Kosong Rina juga menyampaikan hal serupa. Dia mengapresiasi langkah PAM Jaya yang akhirnya memberikan solusi konkret atas keluhan warga.
“Awalnya saya pikir ini cuma janji-janji, tapi ternyata benar-benar ada perbaikan. Sekarang kami tidak perlu lagi bergantian mengambil air karena tekanannya cukup stabil sepanjang hari," tuturnya.
BACA JUGA: PAM Jaya Maksimalkan Kinerja Pompa Sedot untuk Distribusi Air Bersih
Namun, tidak semua warga merasa puas sepenuhnya. Salah satu warga Kampung Melayu Suparman menekankan pentingnya perawatan berkala.
"Perubahan ini bagus, tapi kami berharap PAM Jaya terus melakukan pemeliharaan agar kualitas ini tidak turun lagi di masa depan," kata dia.
Pompa Alkon merupakan teknologi pompa dorong yang digunakan PAM Jaya untuk mengoptimalkan distribusi air dari reservoir komunal ke jaringan rumah tangga.
Pompa itu dirancang khusus untuk membantu wilayah dengan tekanan air rendah akibat jauhnya jarak dari instalasi pengolahan air utama.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin, mengatakan penggunaan iyu telah diterapkan di beberapa wilayah seperti Marunda Kepu, Kebon Kosong, dan kawasan padat penduduk lainnya.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di wilayah dengan tekanan air rendah. Program ini akan terus kami perluas ke wilayah lain," jelas Arief dalam keterangannya, Senin (23/12).
Meskipun teknologi itu telah memberikan dampak positif, PAM Jaya menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan sumber air baku dan masalah pencemaran.
Arief menegaskan bahwa kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah diperlukan untuk menjaga keberlanjutan program ini.
"Ketersediaan air baku adalah kunci. Kami membutuhkan dukungan semua pihak untuk menjaga sumber-sumber air agar tetap bersih dan bisa dimanfaatkan," tambahnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi