PAN: Hasil Survei Rendah tapi Kami Dapat Pimpinan DPR - MPR

Kamis, 25 Januari 2018 – 19:09 WIB
Partai Amanat Nasional (PAN). Ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan tidak peduli dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan elektabilitas partainya 2,0 persen dan terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Taufik mengatakan survei dengan 1.200 responden tidak mewakili 250 juta penduduk Indonesia.

“PAN tidak peduli hasil survei. Kalau itu jadi salah satu indikator, ya silakan,” kata Taufik di gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/1).
Taufik mengatakan pada pemilihan legislatif (pileg) 2014 lalu, hasil survei yang menempatkan PAN di bawah dua persen tidak terbukti. Dalam kenyataannya, PAN memperoleh sembilan persen.

BACA JUGA: Survei Terkini: PAN dan Hanura Terancam Terlempar dari DPR

“Sebelumnya kami di pileg disurvei selalu di bawah dua persen, tapi hasilnya kami dapat pimpinan DPR dan MPR," tambahnya.

Menurut Taufik lagi, selain Pileg, survei yang dilakukan terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) juga banyak yang keliru.

BACA JUGA: Impor Beras Harus Diputuskan Lewat Rapat Kabinet

Dia mencontohkan, saat survei Pilkada DKI Jakarta 2017 lali, tidak ada yang hasilnya menunjukkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan menangkan pertarungan. Namun, dalam faktanya Anies-Sandi menang.

"Salah juga survei itu. Banyak daerah yang berbeda jauh dari hasil survei," ujar wakil ketua DPR ini.

BACA JUGA: PPP Sesalkan Pernyataan Zulkilfi Hasan

Karena itu, Taufik mengingatkan lembaga-lembaga mana pun boleh-boleh saja melakukan survei tapi hasilnya harus bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai, survei digunakan untuk kepentingan penggiringan opini. Jangan mengeksplorasi dan mengekspose hasil survei tanpa akurasi yang jelas, sehingga sudah terbukti hasil pileg maupun pilkada salah terus.

Dalam tahun politik, ujar Taufik mengingatkan, jangan sampai lembaga survei yang awalnya berbasis akademik, masuk arena politis.

Menurut dia, kalau sudah masuk pembentukan citra dan opini dan terbukti tidak selalu benar, nanti malah bisa menjadi masalah hukum. Sebab, telah membuat persepsi publik keliru, penggiringan opini kepada partai tertentu.

“Kalau hasilnya salah seperti yang terjadi pada PAN, nanti bisa dituntut loh," katanya.

Seperti diberitakan, kemarin (24/1), LSI Denny JA merilis hasil survei yang dilakukan 7-14 Januari 2018. Hasilnya, PDI Perjuangan memperoleh 22,2 persen, Partai Golkar 15,5 persen, Partai Gerindra 11,4 persen, Partai Demokrat 6,2 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,0 persen. Kemudian, Partai NasDem 4,2 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,2 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,5 persen, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 3,0 persen, PAN 2,5 persen, Partai Hanura 0,7 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,3 persen, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,2 persen.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakinlah, PAN Sangat Membenci LGBT


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler