PAN Sudah Sebut Dua Nama, Parpol Lain Masih Santai

Rabu, 15 Maret 2017 – 00:31 WIB
Bendera Partai Politik. Ilustrasi Foto: Puji Hartono/dok.JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Sejumlah partai politik sudah mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi Pilkada Kota Malang yang digelar 2018 mendatang.

Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya, sudah menjaring aspirasi ke tingkat kelurahan dan kecamatan se-Kota Malang.

BACA JUGA: Akhirnya, Pilihan PAN di Pilkada DKI Jatuh Kepada..

Itu dilakukan untuk mengetahui siapa sosok yang diinginkan warga Kota Malang.

”Ini (jaring aspirasi) terkait persiapan Pilkada 2018,” kata Dito Arif, sekretaris DPC PAN Kota Malang, seperti diberitakan Radar Malang (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: PAN Ingin Menang Lagi, Sudah Sebut Nama Kandidat

Bahkan, lanjutnya, jaring aspirasi itu sudah menghasilkan nama-nama yang akan diusung. Yakni Pujianto dan Harun Prasojo.

Pujianto menjabat ketua DPC PAN, sedangkan Harun adalah anggota DPRD sekaligus wakil ketua DPC PAN Kota Malang.

BACA JUGA: Politikus PAN Ini Yakin Namanya Dicatut di Kasus e-KTP

”Kami mengusung calon dari internal partai,” kata Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Kota Malang itu.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengindikasikan dukungannya terhadap calon tertentu.

Meski belum ada keputusan resmi dari partai, PKS sepertinya bakal menjatuhkan pilihannya pada petahana Moch. Anton. Kini, Anton menjabat wali kota Malang.

Ketua DPD PKS Kota Malang Ernanto Djoko Purnomo mengungkapkan, dengan jumlah kursi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, partainya tidak mampu mengusung calon sendiri.

Sebab, jumlah kursi di parlemen hanya tiga. Padahal dibutuhkan minimal 7 kursi agar bisa mengusung calonnya sendiri.

Untuk itu, PKS harus berkoalisi dengan parpol lain. ”Komunikasi sudah kami lakukan, misalnya pada petahana, yakni Abah Anton (sapaan akrab Moch. Anton),” ujar Ernanto.

Disinggung mengenai hasil riset Jawa Pos Radar Malang yang mengungkap 10 tokoh berpeluang menyaingi Moch. Anton, Ernanto menyatakan, sempat menjadi perbincangan di kalangan parpol.

”Sempat ada yang nimpali, nama Ernanto Djoko kok nggak masuk,” ucapnya lalu tertawa.

Sementara itu, Wakil Ketua I DPC PDIP Kota Malang Suprapto mengungkapkan, partainya belum menentukan calon yang bakal diusung. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu petunjuk dari DPP PDIP.

”Pilkada masih jauh. Hingga kini, belum menentukan akan mengusung dari internal partai atau mendukung incumbent (Moch. Anton),” ungkap Prapto yang juga ketua fraksi PDIP di DPRD Kota Malang ini.

Berdasarkan hasil Pileg 2014, PDIP mendominasi dengan perolehan 11 kursi di parlemen. Artinya, partai berlambang banteng itu bisa mengusung calon, tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.

”Secara aturan, memang bisa (mengusung calon sendiri). Tapi, tetap kami lakukan konsolidasi. Semua bergantung rekomendasi dari pusat,” tutur legislator dari daerah pemilihan (dapil) 1 Kedungkandang ini.

Sekretaris fraksi PKB di DPRD Kota Malang Imam Fauzi mengungkapkan, sampai sekarang belum ada pembicaraan mengenai persiapan Pilkada 2018.

”Kalau dari PKB, sampai sekarang belum tentukan sikap. Kami masih mendorong agar akhir kepemimpinan Abah Anton berjalan baik,” ujar Imam.

Ketua DPC Partai Hanura Kota Malang Ya’qud Ananda Gudban menyampaikan, belum ada strategi untuk menyambut Pilkada 2018.

Tapi, lanjutnya, DPP Hanura siap memberi dukungan untuk kemenangan Hanura di Kota Malang. Dalam hal ini, Hanura didorong mendapat tempat strategis dalam bursa pilkada.

”Strategi pemenangan disiapkan matang. Kami berupaya menyiapkan berbagai hal dengan maksimal untuk 2018 maupun 2019 (pileg dan pilpres),” tegas anggota Komisi B DPRD Kota Malang tersebut.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Wahyudi Winarjo menyatakan, kans PDIP untuk memenangkan Pilkada 2018 sangat tinggi.

”Jika PDIP tidak pecah, kompak, saya kira bisa memenangkan Kota Malang,” kata Wahyudi.

Dosen Ilmu Politik UMM ini menilai, dari sepuluh sosok yang diungkap Jawa Pos Radar Malang, ada yang berpeluang menjadi kuda hitam.

”Jika mau turun, Moreno akan menjadi kuda hitam di Pilkada 2018,” tukas Wahyudi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jawa Pos Radar Malang telah melakukan riset selama beberapa minggu untuk menentukan siapa yang layak bersaing dengan petahana.

Dari puluhan tokoh yang terjaring itu, akhirnya mengerucut menjadi 10 orang saja.

Mereka adalah Sutiaji, Arief Wicaksono, Ya’qud Ananda Gudban, Sofyan Edy Jarwoko, Rudy Soesamto, Heri Pudji, Sri Untari, Dwi Cahyono, Ade Herawanto, dan Moreno Soeprapto. (lil/c4/dan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kang Emil Masuk Radar PAN dan PKS untuk Pilgub Jabar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler