jpnn.com, KLUNGKUNG - Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung pasangan suami istri sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk DPRD Kabupaten Klungkung di Bali. Penyebabnya tak lain krisis bacaleg, terutama untuk memenuhi kuota perempuan.
Untuk Pemilu Legislatif (Pileg) 2019, partai pimpinan Zulkifli Hasan itu hanya mendaftarkan dua caleg untuk merebut kursi di DPRD Klungkung. Sedangkan jumlah kursi DPRD Klungkung yang diperebutkan pada pemilu mendatang ada 30.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Pamor PKS Meredup, Begini Analisisnya
“Kalau untuk ke DPRD provinsi, kami dari PAN mencalonkan sesuai jatah kursi Kabupaten Klungkung (tiga kursi, red). Kalau DPRD Klungkung memang hanya dua caleg,” ujar Ketua DPD PAN Klungkung Marsudi Bambang Wijanarko seperti diberitakan Bali Express.
Dua caleg itu adalah Marsudi dan istrinya, Ida Rosida. Pasutri itu sama-sama maju dari daerah pemilihan (dapil) I atau Kecamatan Klungkung.
BACA JUGA: Beginilah Akibat Menyenggol Payudara Cewek di Tempat Dugem
Marsudi mengatakan, dirinya dan Ida maju dari dapil yang sama karena imbas kewajiban tentang kuota 30 persen perempuan dalam daftar caleg. Namun, keduanya memang sudah lama berminat menjadi legislator di Klungkung demi menyalurkan aspirasi masyarakat.
BACA JUGA: Satu Keluarga jadi Caleg, Alamaak!
“Kami maju berdua bukan terpaksa, memang dari awal ingin maju. Apalagi saya ketua DPD. Sejak Musda PAN 2015 memang akan maju ke legislatif,” ujar Marsudi yang didampingi Ida Rosida.
Hanya saja, pria empat anak itu mengakui niatnya dan istrinya sama-sama maju sebagai caleg PAN tak sesuai skenario. Rencana awal, Ida akan maju lewat dapil Nusa Penida dengan pertimbangan banyak saudaranya di sana.
Sedangkan Marsudi maju dari dapil I sesuai asalnya, yakni lingkungan Lebah, Kelurahan Semarapura Kangin. Namun, krisis caleg plus kewajiban kuota 30 persen untuk perempuan membuat Marsudi dan istrinya harus maju di dapil yang sama.
“Saya yang akan maju dari dapil Klungkung, harus memenuhi kuota perempuan juga. Tidak boleh laki-laki maju sendiri. Berbeda dengan istri, boleh dia maju sendiri di Nusa Penida tanpa laki-laki,” terang Marsudi.
Lantaran Marsudi jadi unggulan PAN, maka Ida terpaksa maju menemani suaminya di dapil yang sama. Sebab, partai berlambang matahari biru itu gagal mencari caleg perempuan untuk dapil I sehingga Ida pun ditarik.
Marsudi menempati nomor urut satu, sedang istrinya nomor dua. Nomor urut itu mengacu struktur partai. Marsudi adalah ketua di Klungkung, sedangkan istrinya sebagai bendahara.
Keduanya mengakui maju dalam satu dapil bukan persoalan besar. Mereka berjuang bersama-sama, bahkan sudah mulai turun mendekati keluarga dan kerabat untuk menjaring suara.
“Kalau bersaing, ya tetap bersaing. Intinya bagaimana PAN bisa dapat satu kursi. Entah saya atau suami, itu nanti,” imbuh Ida.(bx/wan/yes/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terseret Ombak, Pejabat Bank Dunia Tewas di Bali
Redaktur & Reporter : Antoni