jpnn.com - jpnn.com -Amerika Serikat mulai geram dengan Iran. Peringatan keras sudah dikeluarkan kepada Iran, yang melakukan uji coba misil jarak menengah Minggu (29/1) lalu. Negeri Paman Sam itu kini sedang mempertimbangkan untuk kembali menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Negeri Para Mullah.
"Per hari ini (2/2) kami secara resmi memberikan peringatan kepada Iran,’’ kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Flynn.
BACA JUGA: Jaksa Agung Dipecat, Direktur Imigrasi Diganti, Next?
Flynn juga mengungkit aktivitas Iran di Yaman yang mendukung kelompok Houthi, sedangkan AS sebaliknya. Menurut Flynn, pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Barack Obama dulu gagal merespons tindakan-tindakan berbahaya Iran. Termasuk mengirimkan senjata ke negara konflik, mendukung terorisme, dan pelanggaran-pelanggaran lain terhadap aturan internasional.
’’Pemerintahan Trump mengecam tindakan-tindakan Iran tersebut yang mengancam keamanan, kemakmuran, dan stabilitas di Timur Tengah dan menempatkan kehidupan rakyat Amerika dalam bahaya,’’ tambahnya.
BACA JUGA: Protes Meluas, Donald Trump Cuek
Di pihak lain, pemerintah Iran memastikan bahwa uji coba misil balistik jarak menengah miliknya sukses. Misil balistik tersebut meledak setelah meluncur 1.010 kilometer. Menanggapi komentar AS atas uji coba tersebut, Iran tidak ambil pusing. Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yaitu Ali Akbar Velayati, menyebut ancaman AS tidak berguna.
’’Ini bukan kali pertama orang tidak berpengalaman tersebut mengancam Iran. Pemerintah Amerika akan mengerti bahwa tidak ada gunanya mengancam Iran,’’ tegas Velayati.
BACA JUGA: Iran Balas Serangan Kebijakan Imigrasi Trump
Dia tidak menyebut dengan jelas siapa orang tidak berpengalaman yang dimaksud. Menurut dia, Iran tidak membutuhkan izin dari negara mana pun untuk mempertahankan diri.
Uji coba yang dilakukan minggu lalu sama sekali tidak melanggar kesepakatan nuklir yang telah ditandatangani Iran. Sebab, misil balistik yang diuji coba tersebut didesain tidak bisa membawa hulu ledak nuklir.
Sebelumnya, pemerintah Iran menghentikan penerbitan visa untuk warga negara AS. Hal tersebut sebagai balasan dari perintah eksekutif Trump yang melarang orang Iran masuk ke Negeri Paman Sam. Namun, penduduk AS yang sudah memiliki visa dan masih berlaku tetap boleh masuk Iran.
Pemerintah Iran juga berencana tidak lagi menggunakan dolar AS untuk urusan resmi dan juga laporan keuangan. Gubernur Central Bank of Iran Valiollah Seif mengungkapkan bahwa pihaknya bakal mengganti mata uang dolar AS ke mata uang asing lain yang sering digunakan di Iran. Kebijakan tersebut mulai diberlakukan awal tahun angaran baru pada Maret nanti. (reuters/cnn/sha/c4/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenlu Keluarkan Imbauan buat WNI di AS
Redaktur & Reporter : Adek