jpnn.com, MADRID - Dibayangi kemerdekaan Catalunya, Spanyol merayakan Dia de la Hispanidad alias Hispanic Day (Hari Hispanik) atau Hari Nasional, Kamis (12/10).
Peringatan kedatangan pertama Christopher Columbus ke Benua Amerika itu juga menjadi Hari Angkatan Bersenjata Spanyol sejak 2000. Karena itu, parade militer pun dihelat di Kota Madrid.
BACA JUGA: Catalunya Merdeka Setengah Hati
Tidak hanya di ibu kota Spanyol, perayaan Hari Nasional juga dihelat di ibu kota Catalunya. Yakni, Kota Barcelona.
Ribuan Catalan (sebutan bagi penduduk Catalunya) yang menginginkan wilayahnya tetap menjadi bagian dari Spanyol berpawai di jalanan kota sambil mengibarkan dua bendera.
BACA JUGA: Madrid Tuduh Perwira Polisi Ikut Menghasut Warga Catalunya
Bendera kebangsaan Spanyol dan bendera kebanggaan Catalunya. ’’Saya warga negara Spanyol,’’ teriak mereka.
Selasa (10/10), Carles Puigdemont, pemimpin Catalunya, urung mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Dia mengaku hendak berdialog dengan Madrid sebelum benar-benar memaklumatkan kemerdekaan Catalunya.
BACA JUGA: Deklarasi Kemerdekaan Catalonia Ditunda, Ada Apa?
Tapi, hari itu, dia meneken berkas penting tentang hasil referendum 1 Oktober yang dimenangkan kubu pro kemerdekaan.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy pun meminta ketegasan sikap Puigdemont. Setelah rapat kabinet Rabu (11/10), pemimpin 62 tahun itu meminta Catalunya menjelaskan peristiwa Selasa.
Yakni, apakah penandatanganan berkas itu setara dengan deklarasi kemerdekaan. Madrid memberikan waktu sampai Senin (16/10) kepada Puigdemont untuk menjelaskan sikapnya.
Jika sampai batas waktu yang ditentukan itu Puigdemont menjawab bahwa penandatanganan tersebut setara dengan deklarasi kemerdekaan Catalunya, tokoh 54 tahun itu punya waktu sampai Kamis (19/10) untuk membatalkannya.
Sebab, jawaban yang Madrid inginkan dari Catalunya adalah penandatanganan tersebut tidak setara dengan deklarasi kemerdekaan. Artinya, Catalunya tidak merdeka.
Tak lama setelah hasil rapat kabinet Spanyol beredar luas di media, Puigdemont bereaksi.
’’Yang kami inginkan adalah dialog. Dan, yang kami peroleh adalah peringatan bahwa pasal 155 masih menjadi salah satu opsi untuk menyelesaikan krisis ini. Pesan (Madrid) kami pahami,’’ cuit ketua partai Catalan European Democratic Party (Partai Demokratik Eropa Catalan) tersebut lewat Twitter.
Bersamaan dengan itu, Wakil Presiden Catalunya Oriol Junqueras juga bereaksi. ’’Dialog tanpa syarat menjadi harapan masyarakat internasional dan keinginan Catalan. Kami tidak menginginkan konfrontasi dan ancaman-ancaman baru,’’ tulisnya pada akun Twitter pribadinya.
Namun, Madrid hanya mau berdialog jika Catalunya membatalkan hasil referendum kemerdekaan.
Sementara itu, sesuai tradisi, parade militer dihelat di Paseo de la Castellana, Madrid. Raja Felipe VI yang berada di tribun kehormatan menjadi fokus utama para peserta parade.
Seperti biasa, Catalunya dan Basque kembali absen dalam perhelatan tahunan tersebut. Padahal, seperti tahun-tahun sebelumnya, dua wilayah Spanyol yang merengek minta merdeka itu juga selalu mendapatkan undangan. (AP/Reuters/CNN/hep/c7/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Spanyol Halalkan Segala Cara demi Mencegah Catalunya Merdeka
Redaktur & Reporter : Adil