Pancasila dan Kearifan Lokal Terbukti Ampuh Bentengi NKRI

Rabu, 27 September 2017 – 03:08 WIB
Lambang Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia adalah negara multietnis, agama, ras  dan golongan.

Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan kemajemukan budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BACA JUGA: Menteri Nasir: PT Harus jadi Pintu Gerbang Menjaga Pancasila

Sedangkan Pancasila adalah ideologi yang bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

Pancasila sudah terbukti mampu menyatukan dan mendamaikan berbagai kemajemukan itu di Indonesia.

BACA JUGA: Profesional dapat Jabarkan Pancasila dalam Semangat Kekinian

"Dengan kekuatan kearifan lokal itu, Pancasila mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan dan ancaman perpecahan," ujar Dosen Pascasarjana Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar, Selasa (26/9).

Dia mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara telah mengakomodasi kearifan lokal yang hidup di nusantara seperti gotong royong, adat istiadat, silaturahmi, dan lain-lain.

BACA JUGA: Politikus PKS: Jangan Lupakan Peran Ulama dan Umat Islam

Itu terdapat dalam sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“NKRI ini tetap berlangsung dan berjalan harmonis karena kekuatan dari nilai-nilai Pancasila itu. Maka pemahaman nilai Pancasila itu harus terus digalakkan, terutama kepada para generasi muda,” ujar Bambang.

Selain itu, pelestarian budaya, adat istiadat dan kearifan lokal lainnya oleh berbagai pihak, pemerintah dan masyarakat, yang didukung pula oleh ideologi negara, Pancasila dan Undang-Undang 1945 sangat dibutuhkan saat ini dan di masa yang akan datang.

Menurut Bambang, kearifan lokal itu sendiri tumbuh dari adat  atau kelembagaan adat.

Namun, menurutnya, kelembagaan adat di Indonesia ini perlu dikodifikasi dan dibukukan peraturannya sehingga menjadi kitab perundang-undangan sehingga bisa menjadi hukum adat.

“Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan dan pandangan hidup. Kalau tidak dikodifikasi kearifan lokal itu akan hilang dan bisa digantikan budaya asing. Gelagat itu sudah mulai ada, sehingga penguatan kembali nilai Pancasila adalah cara terbaik untuk kembali menguatkan jati diri bangsa ini dari berbagai gangguan dan ancaman ideologi asing," kata alumnus Akabri Kepolisian tahun 1971 ini.

Menurutnya, walaupun ada upaya pewarisan budaya, adat istiadat, bahasa dan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan tetap kukuh dalam  menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.

Dia melihat bagaimana kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam praktik hidup yang makin pragmatis.

“Fakta itu membuat perlu perlu adanya kerja sama antara segenap pihak, baik pemerintah dan masyarakat untuk merawat dan memperkuatnya,” kata alumnus Pasca Sarjaja jurusan Sosiologi Universitas Padjajaran Bandung itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Gereja Katolik, Menteri Nasir: Persatuan Itu Sangat Indah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler