Pancasila Harus Jadi Ideologi Hidup dan Praksis

Sabtu, 05 Juni 2021 – 23:05 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susetyo. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengatakan saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan transnasional radikal.

“Kita menghadapi tantangan ideologi transnasional radikal sangat gencar dan bahkan tidak bisa dihalangi karena adanya kemajuan teknologi," ujar Guntur saat diskusi bertajuk “Tantangan Ideologi Pancasila” yang diselenggarakan Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN), Sabtu (5/6).

BACA JUGA: Pegawai KPK Ditanya Pilih Pancasila atau Al-Quran? Fahri Hamzah Sebut itu Pertanyaan Bodoh 

Diskusi tersebut juga menghadirkan narasumber Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo.

Romli menjelaskan penyebaran paham radikal seperti ISIS sejak tahun 2011 sudah gencar menggunakan sosial media.

BACA JUGA: Pancasila dalam Tindakan, Jadi Ruh Pada Empat Layanan Kementerian Sosial

“Penyebaran paham isis dari tahun 2011 dengan melancarkan propaganda melalui media sosial dan menarik simpati dunia dengam media sosial," ujar Romli

Dulu, kata dia, masyarakat belum sadar akan bahaya media sosial. Ini ancaman yang sudah terjadi, dan setelah sadar baru ada pembatasan di media sosial.

"Ada gerakan transnasional di Indonesia yang dibubarkan pada tahun 2017 yaitu hisbutahrir indonesia yang juga melakukan propaganda melalui media sosial," tuturnya.

Ancaman transnasional radikal sudah terbukti baik dalam tindakan kekerasan seperti terorisme atau politik radikal yang ingin merubah Pancasila, UUD 1945.

"Mereka bergerak melalui media sosial karena kalau demo akan ada batasannya. Ponsel pintar juga sangat dekat dengan masyarakat,"tambah Romli.

Walaupun sudah dibasmi dan dibubarkab tetapi propaganda transnasional radikal ini sudah masuk ke dalam masyarakat.

Sementara itu, Romo Benny Susetyo mengatakan kemajuan teknologi tanpa adanya pemantapan ideologi adalah sebuah ancaman.

“Teknologi tanpa memantapkan ideologi akan terancam dalan kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila juga sudah tidak ada, dan masuk transnasional radikal ini. Banyak yang memanipulasi nilai agama. Membenarkan kekerasan atas nama agama," ujar Benny.

Benny menambahkan generasi setelah 1998 ini banyak yang tidak memahami Pancasila. Ini berbahaya dan harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

Menurut Benny, ini ancaman yang serius apalagi ketika media sosial sudah menjadi ancaman karena digunakan sebagai alat penyebaran dan propaganda.

Anak-anak bangsa ini mencintai bangsa dan negaranya. Mereka memerlukan role model dari para elite politik dan harus diberikan ketelandanan dari role model tersebut dan berikan kepercayaan.

"Anak muda memiliki caranya sendiri untuk mempersatukan bangsa dan Pancasila diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Romo Benny mengatakan Pancasila harus menjadi ideologi yang hidup dan praksis dengan kebijakan.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler