jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pemuda Katolik Cabang Kota Surabaya Periode 2015-2018, Andreas Erick Lega mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa Pancasila adalah perekat bangsa, bukan pemisah.
Penegasan itu disampaikan Erick Lega, Sabtu (3/6) menanggapi kejadian akhir-akhir ini yang mengesankan munculnya dua kelompok dalam masyarakat yakni kelompok Pancasilais dan kelompok yang dianggap anti-Pancasila.
BACA JUGA: Tugas Presiden Sudah Banyak, tak Perlu Cawe-cawe Pemilihan Rektor
Erick prihatin dengan munculnya anggapan bahwa ada kelompok anti-Pancasila. Ia menduga anggapan ada kelompok yang anti-Pancasila karena munculnya pengajaran atau doktrin kepada orang-orang muda yang melarang hormat kepada bendera. Larangan ini dianggap berpotensi dapat melunturkan rasa nasionalisme dan kecintaan kalangan muda kepada simbol-simbol negara.
“Melihat masifnya penyampaian ideologi yang anti-Pancasila, perlu pula dilawan secara masif juga,” tegas Erick.
BACA JUGA: Bang Ara Ajak Pendukung Pancasila Berani Bersuara
Ia mengusulkan beberapa contoh sebagai upaya memasyarakatkan jiwa dan semangat nasionalisme. Di antaranya adalah perlu menghidupkan lagi program pendidikan moral dan Pancasila (PMP) di sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA, MA sampai perguruan tinggi negeri maupun swasta, Selain itu, menggiatkan kembali upacara bendera setiap hari senin dan tanggal 17 tiap bulannya, membacakan teks Pancasila pada awal mulai kelas, dan menyanyikan satu lagu wajib nasional pada saat kegiatan di kelas usai.
Erick juga menyebutkan televisi atau radio perlu membuat program siaran untuk memutar lagu tentang nasionalisme atau video tentang kebinekaan pada jam-jam tertentu misalnya jam 6.00, 12.00, 18.00, 20.00, 22.00. Selain itu, perlu memutar serial sejarah para pahlawan termasuk baju adat.
BACA JUGA: Pancasila Sebagai Warisan Luhur Budaya Bangsa
Menurut Erick, akhir-akhir ini beberapa bioskop di Surabaya, diputar satu video klip tentang lagu bernuansa nasionalisme, kebinekaan tentang Indonesia satu.
“Ini perlu terus dijaga dan dipertahankan. Saat menanti film utama, ada baiknya diputarkan satu video klip semacam itu,” ujar Erick sembari menambahkan, lagu-lagu nasionalisme juga perlu diputarkan di dalam bioskop.
Erick menegaskan penanaman ideologi Pancasila harus dilakukan secara masif melalui kurikulum pendidikan. Hal ini penting untuk menumbuhkan kesadaran kolektif warga bangsa untuk menampilkan kembali Indonesia yang ramah, gotong royong, penuh toleransi, gemah ripah loh jinawi.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Banten Minta Pemerintah Gencarkan PMP dan P4
Redaktur & Reporter : Friederich