PANCASILA dihapus dari dunia pendidikan kitaBanyak orang yang kaget
BACA JUGA: Osama bin Laden is Dead
Padahal Pancasila itu ideologi negaraTapi pada ke mana jajaran TNI yang oleh rakyat sudah dibelikan senjata, pakaian seragam, tenda serta sepatu? Padahal dalam setiap upacara mereka mengaku “Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila”.
Mereka juga bilang: “Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.”
Kita memang sudah tidak bisa lagi berharap (banyak) kepada TNI untuk menjaga hal-hal yang absurd, filosofis dan sedikit utopis seperti Pancasila
BACA JUGA: Ketika Presiden Diguncang Stroke
Karena mereka sedang bergelut dengan hal-hal yang nyata: kebutuhan hidup yang makin mahal dan lingkungan yang kian tidak sehat.Makanya, meskipun mereka juga merasa sebagai “Kesatria Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan”, tapi tak berdaya ketika melihat para pemimpin semakin tidak jujur, menutupi kebenaran dengan pencitraan, dan membangun keadilan hanya untuk dirinya dan partainya yang sedang berkuasa.
“Sapta Marga, o Sapta Marga…!”
Mungkin karena melihat “bhayangkari negara” semakin keropos dan jauh dari sumpahnya, sebagaimana para elite penyelenggara negaranya, membuat orang tak lagi sungkan merakit bom dan meledakkannya di mana suka, termasuk masjid.
Kemudian beberapa orang lalu menawarkan alternatif lain bentuk negara
Meskipun dirancang oleh orang-orang yang tidak jelas, tapi karena situasinya juga tak jelas, membuat NII ada yang meminati
BACA JUGA: Teologi Koalisi: Antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Apalagi ketua umum dan sekjen Partai Demokrat yang berkuasa (Anas Urbaningrum dan Ibas), bukan hanya berkunjung, tapi juga menyumbang uang cukup besar ke pesantren Al Zaytun, yang ditengarai merupakan markas NII.Bukan mustahil Presiden Yudhoyono, yang di partai itu duduk sebagai Ketua Dewan Pembina, menyetujui atau sekurang-kurangnya mengetahui kunjungan dan sumbangan uang dari partainya.
Mungkin juga akibat negara telah kehilangan kepemimpinan, pemerintah pun berjalan tanpa arahRakyat harus berjuang sendiri untuk mempertahankan hidupPara pedagang kecil tak memperoleh perlindungan sama sekali di tengah pertarungan raksasa perniagaan: Amerika, Cina, Jepang, Uni Eropa dan Korea Selatan.
Perekonomian nasional yang sudah dilibas kekuatan “pasar global”, membuat kesejahteraan umum yang menurut Konstitusi wajib diadakan, semakin jauh panggang dari apiSementara kekayaan alam yang melimpah, yang menurut Konstitusi juga harus digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, malah dijadikan ajang korupsi.
Lalu apa kabar janji Presiden Yudhoyono yang “akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi?” Wallahualam bissawabHanya Tuhan yang tahu.
Sebab fakta membuktikan, justru anak buahnya sendiri yang banyak diindikasikan terlibat korupsi, baik yang di eksekutif (kabinet) maupun legislatif.
Di kabinet ada Hatta Rajasa yang sedang dibidik KPK karena diduga terlibat skandal hibah KA dari JepangBersama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Hatta juga bisa jadi tersangka bila terlibat mark up pembelian pesawat untuk maskapai penerbangan Merpati.
Di legislatif ada Ketua DPR Marzuki Ali (Wakil Ketua Dewan Pembina PD) yang terkait pembangunan gedung DPR yang mahalnya kelewat batasAda juga Nazarudin yang bendahara umum PD, yang diberitakan terlibat skandal suap Sesmenpora Andi Mallarangeng yang juga Sekretaris Dewan Pembina PD.
Jadi mau mimpin sendiri pemberantasan korupsi, Bos? [***]
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menunggu Album Baru SBY
Redaktur : Tim Redaksi