jpnn.com, JAKARTA - Meski pandemi Covid-19 sudah terkendali, sektor industri kesehatan (health care) dinilai masih punya daya tarik.
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, katalis yang bisa menjaga pertumbuhan kinerja ialah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
BACA JUGA: 8 Emiten BUMN dan 24 Perusahaan Swasta Raih CSA Awards 2022
Emiten sektor kesehatan di dalam negeri memiliki potensi besar meraih hasil positif pada 2023, karena masih tingginya konsumsi masyarakat dan pemerintah di sektor kesehatan baik produk maupun jasa.
"Sektor kesehatan merupakan sektor yang defensif, karena merupakan basic need atau kebutuhan primer bagi masyarakat. Dalam kondisi perlambatan, konsumsi terhadap produk kesehatan cendrung tetap stabil,” ujar Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan dalam siaran pers, Kamis.
BACA JUGA: Tak Hanya Beri Bantuan Kesehatan, Erick Thohir Juga Kasih Modal Usaha untuk Kurnia Meiga
Terlebih lagi saat ini pemahaman masyarakat Indonesia terhadap masalah kesehatan makin baik, sehingga kebutuhan akan produk dan pelayanan kesehatan terus meningkat.
Menurut Alfred, besarnya potensi emiten sektor kesehatan untuk tetap meraih hasil positif tahun ini juga didukung oleh kondisi ekonomi nasional yang diperkirakan masih tetap mengalami pertumbuhan.
BACA JUGA: Tolak RUU Kesehatan, Akademisi: Akan Buat Penyimpangan Berbagai Kebijakan
“Ekonomi Indonesia tahun ini masih tetap tumbuh positif dan ini berpengaruh besar terhadap permintaan pelayanan kesehatan di dalam negeri,” kata dia.
Sejumlah lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia dan OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai kisaran 4,7 persen – 5,1 persen.
"Walaupun ada gejolak ekonomi global yang muncul seperti perang antara Rusia dan Ukraina, perekonomian Indonesia tahun ini cukup tangguh dan masih menjadi negara dengan angka pertumbuhan ekonomi yang besar," Alfred menambahkan.
Prospek yang menjanjikan itu antara lain tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 yang tumbuh di atas 5%, Performa APBN 2023 per April masih terus tumbuh.
Laporan Kementerian Investasi/BKPM menyebutkan capaian realisasi investasi triwulan I 2023 mencapai Rp 328,9 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 16,5 persen.
Kinerja IRRA
PT. Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai sebuah emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Health Care Solutions) telah mencatat penjualan sebesar Rp 97,053 miliar selama kuartal I tahun 2023.
Pendapatan yang diraih IRRA selama kuartal I tahun 2023 itu sama dengan 34,4 persen dari total pendapatan IRRA selama tahun buku 2019.
IRRA optimistis bahwa kinerjanya akan terus meningkat pada tahun ini. (Dibagikan pertumbuhan penjualan produk non-covid di kuartal I-2023 vs kuartal I-2019)
Demi meningkatkan kinerjanya, IRRA telah melakukan berbagai upaya yang di antaranya memperluas sektor pasar ke ranah yang belum pernah IRRA sentuh sebelumnya yang didorong dengan penambahan produk-produk baru baik dalam negeri maupun luar negeri dengan fokus kriteria berteknologi tinggi sesuai dengan visi dan misi IRRA.
Pada 2022, Oneject Indonesia selaku sister company IRRA, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Garbe Group di Dussseldorf, Jerman, untuk pendirian perusahaan baru/pembangunan pabrik mould plastic di Bekasi yang akan menjadi pusat supply mould alat kesehatan di Indonesia dengan standar mutakhir.
Selain itu, PT. Itama Ranoraya Tbk bersama Oneject juga telah bekerjasama dengan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) untuk memperkuat jaringan distribusi produk alat kesehatan Oneject ke seluruh wilayah Indonesia.
Upaya yang dilakukan IRRA itu sejalan dengan target Kementerian Kesehatan untuk menciptakan pemerataan akses kesehatan. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IRRA Siap Menjadi Distributor Healthcare Kelas Dunia
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha