Pandemi Black Death, HIV/AIDS hingga Covid-19, Menkes: Semua itu Pesan dari Yang di Atas 

Senin, 02 Agustus 2021 – 14:25 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan adanya pandemi Covid-19 mau tidak mau membuat perubahan perilaku masyarakat. 

Menurut Budi, pandemi sebenarnya sudah dihadapi manusia sejak ratusan tahun lalu. 

BACA JUGA: Sampaikan Pesan Megawati, Hasto: PDIP Mengajak Semua Elemen Mengedepankan Energi Positif bukan Elektoral

Berdasar pengalaman yang ada, pandemi tidak mungkin selesai dalam waktu setahun. 

Pandemi polio, malaria, HIV, baru bisa selesai puluhan hingga ratusan tahun. 

BACA JUGA: Pendaftar Pelatihan Asisten Nakes di PDIP Membeludak, Hasto: Sambutan Masyarakat Sangat Luar Biasa 

Yang pasti, setiap pandemi harus diikuti perubahan perilaku manusia.

Pandemi black death menghasilkan perubahan perilaku manusia yang wajib memastikan selalu bersih, memakai sabun, dan lain-lain. 

BACA JUGA: Membantu Pemerintahan Jokowi, PDI Perjuangan Menyiapkan Asisten Tenaga Kesehatan Covid-19

Pandemi HIV/AIDS yang telah membunuh 50 juta orang, diikuti perubahan perilaku manusia dalam berhubungan fisik atau seksual. 

"Jadi, semua pandemi itu dari pesan Yang di Atas untuk menyampaikan bahwa manusia itu harus melakukan perubahan perilaku. Saat ini, istilah kita itu protokol kesehatan, dan itu yang paling penting," kata Budi berbicara dalam pelatihan asisten tenaga kesehatan (nakes) yang digelar DPP PDI Perjuangan, Senin (2/8). 

Saat ini, pemerintah berusaha keras mengurangi laju penularan Covid-19. 

Sehingga jumlah yang positif tidak lebih tinggi dari kapasitas fasilitas kesehatan yang ada. 

"Kalau dari Covid ini, dari 100 yang kena, 80 persen akan otomatis sembuh sendiri, 20 persen butuh rumah sakit, 5 persen perlu ICU, dan sekitar 1,7 persen meninggal. Yang penting 20 persen itu selalu di bawah kapasitas pelayanan rumah sakit, sehingga kita harus rendah, kita harus mengurangi laju penularan," urainya. 

Sementara, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengatakan Indonesia masih berjuang melawan pandemi Covid-19. 

Dia menuturkan saat ini Indonesia menjadi peringkat ke-14 di dunia untuk jumlah korban yang meninggal dunia yang mencapai 94 ribuan. 

Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan virus corona membutuhkan inang untuk bisa hidup. Manusia, menjadi inang yang efektif. 

Makin tinggi intensitas pergerakan manusia, kian cepat pula virus itu bergerak. 

Oleh karena itu, kata dia, membatasi mobilitas masyarakat menjadi penting untuk mengatasi virusnya. 

“Saat ini pemerintah menerapkan PPKM dengan level. Ini langkah tepat sehingga pembatasan ditetapkan berdasarkan indikator penularan, perawatan, dan positivity rate," kata Charles yang juga pembicara dalam pelatihan itu.

Dia memastikan pihaknya mengevaluasi pembatasan mobilitas yang sudah dilaksanakan. 

Walaupun saat ini angka perawatan cenderung menurun di Jawa-Bali, namun harus diantisipasi kenaikan untuk luar pulau tersebut. 

Menurut dia, yang dikhawatirkan ialah kapasitas dan fasilitas kesehatan di Pulau Jawa-Bali, belum setara dengan yang di luarnya. 

"Lalu, kami perlu perhatikan angka kematian yang masih di atas 1.300 per hari yang artinya masih tertinggi," ujar Charles. 

Legislator Dapil III DKI Jakarta itu mengapresiasi pemerintah yang membuat berbagai terobosan penting. 

Misalnya, untuk memastikan akses masyarakat ke obat-obatan, dilakukan pembagian gratis paket obat Covid-19 untuk yang bergejala ringan dan orang tanpa gejala. 

Lalu, katanya, ada pula program telemedicine sehingga pasien isolasi mandiri bisa berkonsultasi dan dipastikan dalam kondisi penyembuhan. 

"Pandemi ini tak bisa segera selesai. Maka pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan dalam menyediakan oksigen, obat-obatan hingga meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada," kata Charles. 

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan  pihaknya berkomitmen bergotong royong bersama pemerintah dan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Sejak 2020 atau saat pandemi covid-19 muncul di Indonesia, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah mengeluarkan instruksi mengenai penanganan pandemi. 

Sejak saat itu hingga saat ini, PDIP sudah bergerak membangun berbagai posko kesehatan, termasuk berbagai dapur umum. 

PDIP juga menginstruksikan para kepala daerahnya agar mengikuti instruksi pemerintah pusat melaksanakan refocusing anggaran dengan baik. 

Selain itu, Megawati Soekarnoputri juga menginstruksikan supaya dilaksanakan penanaman 10 tanaman pendamping beras, demi memastikan kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi. 

Kini, PDIP melakukan pelatihan khusus asisten nakes. 

"Kami mengajak mari membangun optimisme bagi penderita Covid-19. Ini penting, rata-rata orang sehat itu karena secara mental memiliki keyakinan kita bisa mengalahkan Covid-19 ini. Yang komorbiditas, memang harus waspada tetapi bukan berarti tak bisa sembuh," kata Hasto. 

Acara pelatihan digelar dari Gedung Sekolah Partai PDIP di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Bersama Hasto, hadir Ketua bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak DPP PDIP Sri Rahayu, dan Ketua bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning DPP PDIP. 

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler