Pandemi Corona: di Indonesia dari 79 Ribu Penerbangan Tinggal 70 Saja

Senin, 04 Mei 2020 – 21:07 WIB
Sri Mulyani. Foto: Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) benar-benar memukul perekonomian nasional. Beragam aktivitas perekonomian pun terkena imbasnya, termasuk bisnis penerbangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa di seluruh dunia ada 240 ribu penerbangan yang dibatalkan akibat pandemi global itu. “Di Indonesia, yang pagi tadi disampaikan dalam sidang kabinet dari 79 ribu penerbangan, sekarang tinggal 70 penerbangan,” kata Sri saat rapat secara virtual dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (4/5). 

BACA JUGA: Beginilah Siasat AirAsia Indonesia Bertahan Tanpa PHK di Masa Pandemi Corona

Mantan direktur pelaksana di Bank Dunia itu menambahkan, semua lembaga atau perusahaan penerbangan pasti mengalami tekanan luar biasa. “Dampak ke ekonomi karena sudah tersebar di 34 provinsi, 12.703 penerbangan domestik dan internasional telah dibatakan sejak Januari dan Februari,” kata dia.

Mbak Ani -panggilan akrabnya- memaparkan, selama periode Januari dan Februari 2020 saja pendapatan di layanan udara yang hilang mencapai Rp 207 miliar. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia juga menurun.

BACA JUGA: Inilah Prediksi Lembaga Internasional soal Pertumbuhan Ekonomi RI di Masa Pandemi

“Terjadi 30 persen kontraksi atau penurunan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Ini untuk Februari 2020. Barangkali Maret sudah hampir nol,” ujarnya.

Lebih lanjut menteri yang kondang dengan inisial SMI itu menambahkan, tingkat okupansi atau hunian kamar hotel juga mengalami penurunan  50 pada Februari. Kemungkinan saat ini angka itu sudah mencapai kisaran 70-90 persen.

BACA JUGA: Menkeu Terbitkan SBN Lagi, Fadli Zon Beber Rasio Utang Sejak Soeharto sampai Jokowi

Sementara purchasing manager’s index (PMI) manufaktur di Indonesia juga berkontraksi atau menurun drastis menjadi 27,5 pada April. Bulan lalu, kata dia, PMI manufaktur Indonesia masih di angka 45,3.

“Puncaknya diperkirakan akhir Maret, April, sampai Mei ini,” katanya.

Selain itu, impor Indonesia juga minus -3,7 persen seiring kontraksi kontraksi industri manufaktur. Namun, inflasi masih terjaga di bawah 3 persen.

Sampai saat ini, kata Ani, tercatat sekitar dua juta pekerja kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut dia, angka ini perlu diperbarui lagi karena Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) belum lama ini menyatakan angka PHK sudah di atas 2 juta pekerja.(boy/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler