Pandemi COVID-19 Belum Berakhir, Fadel Muhammad: Kita Harus Mengambil Langkah yang Berani

Jumat, 24 Juli 2020 – 21:46 WIB
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad saat FGD yang digelar MPR RI, Jumat (24/7). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengatakan dalam kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini diperlukan sebuah keberanian untuk melangkah ke depan.

Dia menegaskan tanpa langkah berani dan terobosan maka akan makin sulit dari hari ke hari. Ia menegaskan dalam waktu 90 hari ke depan kalau tidak mengambil langkah terobosan maka akan memasuki masa yang sangat berat.

BACA JUGA: Istri Kerap Pergoki Suami Cabuli Anak Tiri, Enggak Kuat, Begini Akhirnya

“Saya tidak bisa membayangkan berapa lama kita akan terpuruk,” ucapnya saat Focus Group Discussion (FGD) Kebangsaan bertajuk "Upaya Bersama Menjaga Likuiditas Perbankan Untuk Menumbuhkan Kembali Perekonomian Nasional" yang digelar MPR di ruang GBHN, Gedung V, Kompleks Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (24/7).

Hadir dalam pertemuan itu anggota MPR dari Kelompok DPD Fahira Idris, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, pengamat ekonomi, pengamat perbankan, serta perwakilan dari berbagai bank.

BACA JUGA: ABG Dicekoki Miras dan Obat Terlarang, Lantas Digilir 7 Pria Biadab, Begini Kronologinya

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia berdampak pada berbagai sektor, terutama kesehatan dan ekonomi. Kedua hal tersebut saat ini tengah dipikirkan oleh semua pihak, sektor mana yang diprioritaskan untuk membangkitkan kembali kondisi masyarakat.

Mendahulukan mana yang lebih penting, ekonomi atau kesehatan, dirasa sulit sebab kedua sektor tersebut sama pentingnya.

BACA JUGA: MPR: Perlu Strategi yang Terukur dan Konsisten Dalam Pengendalian Covid-19

Kepada para wartawan, Fadel mengatakan FGD kali ini sangat menarik sebab dihadiri oleh gubernur BI dan Dewan Komisioner OJK. Dalam acara itu dikatakan ada tiga masalah besar yang dirumuskan supaya likuiditas ekonomi berjalan. Ketiga masalah besar diungkap oleh alumni ITB, pertama agar dana pemerintah baik di pusat atau daerat harus cepat bergulir. Saat ini dana yang bergulir masih di bawah 30 persen padahal sudah setengah tahun.

“Seharusnya dana yang bergulir sudah 60 persen,” ungkapnya.

Kedua, saat ini sektor usaha kecil dan menengah perlu penanganan tersendiri. Pemerintah telah menginjeksi dana sebesar Rp 30 triliun. Dana itu oleh perbankan sudah dilipatgandakan dan direalisasikan. Namun, diakui dana yang ada belum cukup. Masih banyak keluhan dari bank-bank bahwa usaha kecil dan menengah perlu lebih mendapat perhatian tersendiri.

Ketiga, Fadel mengatakan saat ini menghadapi masa yang rancu dan tidak tahu bagaimana memulainya. Masyarakat saat ini takut beraktivitas atau mengadakan kegiatan karena adanya wabah COVID-19. Ketika masyarakat tidak beraktivitas maka hal yang demikian membuat demand dalam perekonomian menjadi tidak ada.

“Hotel kosong, restoran kosong, dan pusat-pusat jasa lainnya juga kosong,” tuturnya.

Sampai menunggu vaksin ada, Fadel mempunyai pikiran agar masyarakat berkreasi mencari pangan, buah-buahan, atau sayur-sayuran yang bisa meningkatkan ketahanan tubuh. Mantan Gubernur Gorontalo itu bersama teman-teman di Bandung mencoba menggunakan buah kesemek untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Dirinya juga sudah bertemu BPPOM dan bertanya sudah berapa banyak orang yang melaporkan tentang pangan, buah-buah, dan sayuran-sayuran yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh. “Hal ini perlu dilakukan dan diproduksi sebelum vaksin ada,” ujarnya.

Bila daya tahan tubuh masyarakat kuat, menurut Fadel Muhammad membuat masyarakat akan beraktivitas sehingga membuat perekonomian jalan. "Sehingga demand itu ada. Uang ada tetapi kalau tidak ada demand, perekonomian ya tidak jalan,” tambahnya.

Tiga catatan tersebut, kata Fadel, merupakan kumpulan pendapat para peserta FGD. “Catatan yang ada bertujuan untuk menggerakan likuiditas ekonomi yang sekarang tidak lancar,” ungkapnya.

Diungkapkan, FGD digelar setelah pimpinan MPR beberapa waktu yang lalu mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, kata Fadel, pimpinan MPR dengan Presiden Jokowi membahas banyak hal.

Diceritakan, dalam masa pandemi COVID-19, Presiden melakukan komunikasi dengan banyak pemimpin pemerintahan di berbagai negara.

Kepala pemerintahan sekarang pada memikirkan dalam masa pandemi COVID-19 mana yang lebih diprioritaskan, ekonomi atau kesehatan dan bagaimana langkah selanjutnya.

Diharap semua pihak termasuk MPR ikut memberi solusi terhadap permasalah yang ada. “Dan MPR juga peduli untuk melawan COVID-19,” paparnya.

Untuk itulah FGD digelar. Dikatakan, dalam FGD, MPR mendengar masukan-masukan dari Gubernur BI, OJK, pengamat perbankan, pengamat ekonomi, dan pelaku usaha perbankan.

BACA JUGA: Doni Saputera Lihat Jandanya Jalan Bareng Pacar Baru, Tak Terima, Lantas Cowoknya Disabet Pisau, Sadis!

“Kita berharap masukan yang ada bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ujarnya. (ikl/boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler