jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) mengatakan ada lebih dari 5.000 laporan phising yang terjadi di Indonesia.
Menurut dia, laporan itu terjadi selama kuartal kedua pada April hingga juni 2022 dengan total 5.579 kasus.
BACA JUGA: APJII dan PANDI Teken Perjanjian, Jalin Kerja Sama untuk Penguatan Infrastruktur
Angka tersebut meningkat dibanding kuartal pertama 2022 dengan total laporan sebanyak 1.637 kasus.
Deputi Pengembangan Riset Terapan, Inovasi, dan Teknik Pandi Muhammad Fauzi mengatakan banyaknya laporan itu dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat
yang meningkat.
BACA JUGA: Masyarakat Kerap Tertipu Link Phising, Zainul Hasan Ungkap Cara Mengatasinya
Dengan demikian semakin banyak laporan yang diterima.
"Faktor kedua yang menyebabkan laporan ini meningkat adalah karena pelaku phising saat ini bisa memakai lebih dari satu nama domain, sehingga lebih banyak laporan yang masuk," kata Muhammad Fauzi dalam acara konferensi pers Indonesia Anti-Phising Data Exchange (IDADX) periode kuartal dua 2022 di Tangerang Selatan, Rabu.
BACA JUGA: Marak Kasus Phising Bermodus Hadiah Voucher, Mafindo: Hati-Hati!
Adapun IDADX merupakan inisiatif yang dilakukan oleh PANDI menggandeng para registrar di tanah air.
Langkah itu dilakukan untuk melawan phising sebagai salah satu ancaman kejahatan siber di dunia maya yang makin marak.
Phising merupakan kejahatan siber yang mencuri informasi pribadi seseorang hingga kredensial akun keuangan korbannya.
Menurut Fauzi serangan phising yang terjadi paling banyak mengincar lembaga keuangan dengan total 41 persen, disusul e-commerce 32 persen, dan 21 persen mengincar media sosial.
Sementara itu, sisanya dengan persentase kecil mengincar pencurian data di sektor gaming hingga akun aset kripto.
April 2022 menjadi periode laporan phising terbanyak di kuartal kedua 2022 dengan total 2.122 kasus berupa serangan unik pada situs web, 54 kasus phising menggunakan nama brand atau organisasi tertentu, dan 45 kasus menggunakan nama domain khusus.
Fauzi mengatakan serangan phising dengan domain ".id" untuk kuartal kedua 2022 paling banyak dari dalam negeri dengan persentase serangan pada April 2022 mencapai 94.72 persen, lalu Mei 86.8 persen, dan Juni 88.1 persen.
Sisanya serangan phising dengan domain ".id" berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Polandia, Ukraina, dan Kanada.
Berkaca dari masih banyaknya kasus phising di tanah air, Pandi bersama para peserta IDADX berharap masyarakat bisa lebih waspada dan berhati-hati pada kejahatan siber bermetode ini.
Jika menemukan kecurigaan kasus phising, Dia menyarankan agar segera melapor ke PANDI secara daring melalui kanal-kanal tersedia. (ant/ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marak Phising, BRI Minta Nasabah Hati-Hati Gunakan Internet Banking
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian