Masyarakat Kerap Tertipu Link Phising, Zainul Hasan Ungkap Cara Mengatasinya

Kamis, 30 Juni 2022 – 01:53 WIB
Dosen STIE Mandala PB PMII, Zainul Hasan mengimbau masyarakat hati-hati dan lebih waspada pada modus penipuan online. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, PASURUAN - Penipuan online masih kerap terjadi dan metodenya makin beragam. Salah satunya metode phising yang bisa membuat pusing.

Phising adalah upaya penipu mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.

BACA JUGA: Marak Kasus Phising Bermodus Hadiah Voucher, Mafindo: Hati-Hati!

Pelaku berusaha mencuri data pribadi seseorang, seperti card verification code (CVV), one time password (OTP), dan personal indentification number (PIN).

Pelaku phising mengincar data-data tersebut untuk mengambil keuntungan. Pelaku umumnya mengirimkan pesan berupa link dengan iming-iming hadiah.

BACA JUGA: Siswi SMP yang Dihabisi di Langkat Diperkosa saat Korban Pingsan, Pelaku Biadab

Tautan tersebut menuju ke website yang mengarahkan kita untuk mengisi data pribadi.

Dosen STIE Mandala PB PMII, Zainul Hasan mengatakan, masyarakat tidak perlu panik ketika terlanjur menekan link phising.

BACA JUGA: OJK Membeber Sejumlah Modus Phising, Salah Satu Kejahatan Siber

“Yang perlu dilakukan pertama kali adalah kita harus cepat sadar kalau sudah mengisi link phising,” ujarnya saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (22/6).

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengganti semua password, mulai dari media sosial dan mobile banking. Upaya pemblokiran juga bisa dilakukan jika mendesak.

Menurut Zainul, masyarakat sekarang ini kerap tertipu link phising. Kurangnya pemahaman dinilai menjadi penyebab utama.

Penyebaran link phising melalui aplikasi Whats App misalnya. Zainul menjelaskan, masyarakat kurang menyadari fungsi tanda hijau pada akun bisnis.

“Itu artinya akun tersebut sudah terverifikasi langsung oleh WA,” ujarnya.

Masyarakat juga lebih teliti terhadap website yang dituju dari link phising. Dia mencontohkan, domain.go.id yang merupakan miliki pemerintah Indonesia.

Selain penggunaan link phising, penipuan digital juga sering terjadi melalui peretasan media sosial. Pelaku memanfaatkan daftar kontak pemilik untuk kepentingannya.

Anggota RTIK Kota Surabaya, William S Mendrofa menyebutkan, permasalahan tersebut bisa diminimalisasi dengan kesadaran pengguna media sosial untuk tidak mengunggah data pribadi. Langkah ini untuk menghindari kebocoran data pribadi.

“Kita harus tahu layanan-layanan apa saja yang terkoneksi dengan aplikasi tersebut. Jika itu memang dari sosial media, hapus akun media sosial yang tidak digunakan lagi, karena terkadang masih ada data-data kita pada media sosial yang tidak digunakan lagi,” ujarnya.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia makin cakap digital.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Dosen STIE Mandala, PB PMII Zainul Hasan menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Anggota RTIK Kota Surabaya William S Mendrofa. Diskusi ditutup Pegiat Literasi Digital Rofidatul Hasanah.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler