BACA JUGA: Hutan Sumatera Terbakar, Malaysia Protes
Wakapolres Kotabaru Kompol Joko Sulistyo mengungkapkan, sejak Kamis (21/10), dua dari tiga pleton atau sebanyak 60 personil yang ada di kawasan desa tersebut adalah dari anggota Polres Kotabaru, sedangkan satu pleton lagi adalah dari TNI Angkatan Darat
Sedangkan sehari sebelumnya, jumlah pasukan yang berada di kawasan Bangkalaan Dayak sebanyak 4 pleton
BACA JUGA: Hari ini Komnas HAM ke Puncak Jaya
Namun satu pleton dari Brimob ditarik dan sebanyak 16 anggota Satpol PP ditarikPenarikan brimob tersebut lanjutnya karena kondisi di desa Bangkalaan Dayak sudah kondusif, sehingga yang tertinggal hanya anggota dari Polres dan TNI AD saja
BACA JUGA: Merapi Masih Waspada, Pendaki Dilarang Naik
“Bahkan rencananya warga kembali melakukan panen sarang burung waletSaat saya melihat masuk ke dalam gua tersebut, semua yang memanen sarang tersebut adalah warga setempat, tidak ada warga dari luar,” ujarnya
Wakapolres mengimbau kepada warga, agar jangan mudah terprovokasi oleh orang luar yang menginginkan agar suasana di kawasan Bangkalaan Dayak menjadi tidak kondusif
Masyarakat di desa tersebut, lanjutnya, sebagian besar mendukung keputusan Bupati Kotabaru Irhami Ridjani yang menunjuk PT Walesta sebagai pengelola sarang burung walet di dalam gua Temuluang
Sempat memanasnya kondisi di gua Temuluang beberapa hari terakhir ini, karena saat ini sedang dilakukan panen sarang burung oleh warga yang mendukung keputusan Bupati Kotabaru.
Namun dikabarkan juga, kalau gua tersebut sempat dikuasai oleh belasan warga yang kontra keputusan bupati dan beberapa diantaranya mempersenjatai diri dengan senjata tajam jenis pisau dan parang
“Memang sebelumnya petugas juga sudah melakukan razia senjata tajam. Beberapa senjata diamankan polisi, namun untuk pemiliknya untuk sementara tidak diamankanSemua itu adalah untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” kata Joko.(ins)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Jalan di Sumsel Nyaris Putus
Redaktur : Tim Redaksi