jpnn.com, NGAWI - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melanjutkan peninjauan panen di Kab Ngawi, Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (11/3).
Kunjungan kerja itu masih merupakan rangkaian panen raya nusantara 1 juta hektare serentak dilaksanakan 30 provinsi dan 113 kabupaten.
BACA JUGA: Ketua Bakohumas Apresiasi Peran Komunikasi Publik Kementan dalam Penanganan Kasus PMK
Mantan Gubernur DKI itu mengatakan hasil panen padi di berbagai daerah cukup bervariasi dipengaruhi kesuburan tanah hingga manajemen pertanian, salah satunya pengairan dilahan sawah.
Produksi padi di Kabupaten Ngawi tinggi dibanding daerah lainnya.
BACA JUGA: Presiden Jokowi dan Mentan Panen Raya di Kebumen, Bupati Arif Sugiyanto Sampaikan Hal Ini
"Kemarin di Kebumen, sekarang panen raya di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Saya lihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare," kata dia seusai melakukan peninjauan panen di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
"Di sini sudah ada yang mencapai 10,5 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare yang kemaren di sana 5 setengah sampai 6 ton per hektare," sambungnya.
BACA JUGA: Mentan SYL Bersama APIP dan APH Bersinergi Cegah Alih Fungsi Lahan Pertanian
Jokowi mengatakan saat ini di Indonesia sedang berlangsung panen raya diberbagai daerah, sehingga pemerintah harus terus melakukan pemantauan harga utamanya harga gabah dan beras.
Harga yang diterima petani tidak boleh lebih kecil dari cost produksi yang dikeluarkan petani sehingga petani tetap mendapat untung.
"Ini panen raya kalau enggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya," tuturnya.
Jokowi mengajak kepada seluruh petani yang sudah melakukan panen untuk segera melakukan olah tanah dan pertanaman berikutnya dengan memanfaatkan air hujan yang masih tersedia.
"Karena ini airnya masih ada hujan, setelah dipanen jangan diberi jeda langsung diolah lagi tanah tanam lagi, karena ini airnya masih ada," kata Jokowi.
Bersamaan, Mentan Syahrul mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan produksi bahan pangan utamanya adalah bahan pangan pokok, salah satunya adalah beras.
Dengan produksi yang semakin meningkat tersebut, diharapkan ketersediaan terjaga dan kebutuhan masyarakat luas dapat terpenuhi.
"Apa yang dilakukan di Ngawi ini, produksi padinya jauh lebih tinggi dibanding daerah lainnya, yakni mencapai 8 ton per hektar.
Padahal ini bukan sawah irigasi tapi menggunakan pompa air, tapi perlakuanya oleh petani cukup baik. Daerah lain hanya 6 ton perhektar,"
"Oleh karena itu, perintah Bapak Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher, bahkan karena harga gabah lebih tinggi menggunakan combine dibanding sabit,"ucap Mentan Syahrul.
Syahrul menambahkan panen raya padi nusantara yang ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi merupakan rangkaian panen bersama 1 juta hektar.
Luas panen padi secara keseluruhan pada bulan Februari 2023 mencapai 1,2 juta hektar, Maret 2023 mencapai 1,7 juta hektar dan April 2023 sebanyak 1,15 juta hektar.
"Dalam menghadapi Ramadan dan IdulfIIduitri, kita sudah lakukan validasi di 16 provinsi dan semua sudah siap,"kata Syahrul. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komitmen Mentan SYL Amankan Pasokan Cabai dan Bawang Merah Hingga Lebaran, Keren
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian