jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui bahwa musim tanam padi sempat mundur 1,5 bulan. Seharusnya musim tanam adalah September–Oktober 2014. Namun, akibat perubahan iklim, musim tanam bergeser menjadi Oktober–November 2014.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Tanaman Pangan Kementan Haryono mengatakan, musim panen juga dipastikan mundur. Menurut dia, cuaca menjadi penyebab utama hal tersebut.
BACA JUGA: Ikut Paket Tur ke Turki Jadi Modus Baru Gabung ISIS
”BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengumumkan, musim kemarau pada 2015 normal. Kemudian, mulai kemarau itu agak mundur. Artinya, justru pada kemarau awal, beberapa area di Indonesia itu masih ada hujan,” paparnya.
Haryono melanjutkan, sekitar 60 persen daerah di Indonesia memiliki curah hujan normal. Sementara 25 persen lebih basah dan sisanya, 15 persen, kering. ”Jadi, kalau bulan Januari–Februari masih hujan, belum panen. Baru masuk Maret–April, curah hujan berkurang, bisa mulai panen,” ujarnya.
BACA JUGA: Pantau Pembangunan Waduk, Presiden Bertolak ke Aceh
Menurut dia, banyaknya curah hujan kadang justru makin baik jika dibandingkan dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Dia menuturkan, ada sejumlah daerah yang mendapat curah hujan tinggi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. ”Tapi, ada juga yang kekeringan. Tahun 2015 ini kita harapkan kemarau, tapi ternyata masih penghujan. Jadi, malah ada air. Bagus, kan?” ucap dia.
Menyoal mundurnya musim panen, Haryono menuturkan, hal tersebut tidak memengaruhi produksi. Karena itu, tidak ada rencana untuk replanting atau penanaman ulang. Biasanya, replanting dilakukan jika gagal panen. ”Secara umum, sistem produksi padi tidak terganggu (meski masa panen mundur),” katanya.
BACA JUGA: Kemlu Panggil Agen Perjalanan Pembawa 16 WNI ke Turki
Haryono melanjutkan, pemerintah pun tetap optimistis produksi gabah kering giling bisa mencapai target. Pada 2015, Kementan menargetkan produksi gabah kering giling bisa mencapai 73,4 juta ton. Dengan begitu, diperkirakan beras yang dihasilkan sekitar 46 juta ton.
”Kemarin, 2014, produksi gabah kering giling 70,6 juta ton. Di 2013 sebesar 71,28 juta ton. Karena itu, harapannya, 2015 ini bisa mencapai target,” imbuhnya.(wir/ken/dim/res/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini yang Membuat Megawati Sedih Pernah Jadi Presiden
Redaktur : Tim Redaksi