Pangdam Nyoman Soroti Ketahanan Masyarakat Adat Papua Barat

Kamis, 28 Oktober 2021 – 23:47 WIB
Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat memberikan materi dalam acara diskusi yang mengusung tema mengawal Otonomi Khusus (Otsus) dalam bingkai NKRI demi pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, di Swiss Bell Hotel Manokwari, Kamis (28/10). Foto: Dok. Pendam XVIII/Kasuari

jpnn.com, JAKARTA - Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menegaskan ketahanan masyarakat adat Papua saat ini harus dijaga, karena adanya pengaruh luar budaya asing.

Selain adat, kata dia, agama juga penting karena mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia.

BACA JUGA: Harmonisasi Papua Barat, Pangdam Kasuari : Together We Can

Hal tersebut dikatakan Pangdam Nyoman saat memberikan materi dalam acara diskusi yang mengusung tema mengawal Otonomi Khusus (Otsus) dalam bingkai NKRI demi pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, Swiss Bell Hotel Manokwari, Kamis (28/10).

Acara yang digelar Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat itu menggandeng Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda Papua Barat, Kepala Kesbangpol Papua Barat, dan Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat sebagai pembicara.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Dorong Semua Pihak Dukung Perjuangan Masyarakat Adat

Pada kesempatan itu, Nyoman mengatakan pemerintah sebagai regulator dengan LMA harus satu visi, masyarakat adat harus dinamis dan adaptif tidak boleh statis.

"Kita sebagai masyarakat adat Papua harus melakukan lompatan-lompatan untuk menjadi masyarakat yang unggul dalam percepatan pembangunan sehingga nanti tidak akan tertinggal," kata Nyoman dalam keterangannya.

BACA JUGA: Perindo Gelar Diskusi Bahas Kepemimpinan Nabi Muhammad Bangun Masyarakat Sejahtera

Pria kelahiran 26 Juni 1967 itu mengatakan pihaknya sudah memanfaatkan dana Otsus untuk menyiapkan sumber daya manusia terkait dengan 1.000 Bintara Otsus, orang asli Papua, dan membangun Sekolah Taruna Nusantara Kasuari.

Perwira tinggi AD itu mengatakan kunjungan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu ke Papua Barat menunjukkan perhatian pemerintah yang luar biasa kepada wilayah tersebut.

Menurut Nyoman, peran adat di bidang ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam) yang ada saat ini di Indonesia adalah Pancasila, sehingga harus dijunjung tinggi termasuk di Papua Barat.

“(Peran adat, red) sebagai suatu kebiasaan orang Papua harus adaptif, jangan statis dan harus dijaga. Adat sebagai perantara antara pemerintah dengan masyarakat,” ungkap Nyoman.

Nyoman menegaskan harus ada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, sehingga bisa membangun tanah Papua.

Adapun, peran LMA adalah membantu pemerintah dalam pembangunan sebagai mitra alat kontrol meningkatkan partisipasi menjaga persatuan dan kesatuan.

“Jangan lupa, kita punya adat dan budaya serta tradisi. Tradisi itu sesuatu yang sudah diuji kebenarannya dari para leluhur kita, tinggal melanjutkan,” kata Nyoman

Sebagai Pangdam, dia mengatakan salah satu tugas dalam operasi militer selain perang adalah membantu pemerintah daerah dengan mengangkat adat.

“Saya tidak ingin adat budaya yang ada di tanah Papua ini menjadi hilang,” tegas Nyoman.

Pangdam berharap melalui LMA dan dewan adat Papua bisa membentuk SDM yang unggul dan berdaya saing.

“Saya tekankan musuh adat Papua adalah kelompok atau orang individu yang menghambat pembangunan,” pungkas Nyoman.

Diskusi tersebut dihadiri sejumlah perwakilan tokoh masyarakat dan lembaga adat, pemuda, perempuan, dan karang taruna. (cr3/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Friederich
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler