Pangeran Hamas Mata-mata Israel

Sabtu, 27 Februari 2010 – 02:56 WIB
JERUSALEM- Di saat Israel jadi perhatian dunia karena agen rahasianya berada di balik pembunuhan komandan militer Hamas Mahmoud al-Mabhouh,  Negeri Yahudi itu meluncurkan amunisi menghebohkanMedia Israel, Haaretz melaporkan bahwa Mosab Hassan Yousef, 32,  putra dari salah satu pemimpin Hamas, Sheikh Hassan Yousef, diam-diam membantu zionis

BACA JUGA: Dilantik, Para Pesaing Tak Hadir

Klaim itu didasarkan pada buku Son of Hamas yang minggu depan akan dirilis.

Pangeran Hijau adalah kode untuk Yousef yang diberikan Shin Bet, intelijen internal Israel yang merekrutnya pada 1996
Hijau melambangkan warna Hamas dan pangeran mewakili statusnya sebagai salah satu putra pendiri Hamas

BACA JUGA: Australia Cemaskan Swasembada Daging Sapi



Ketika itu dia berada di penjara Israel karena dianggap menjadi bagian dari Hamas
Pria yang kemudian berpindah agama menjadi Kristen 10 tahun lalu itu pun dibebaskan setelah setuju bekerja sama dengan Israel

BACA JUGA: Livni Puji Pembunuhan Mabhouh

Yousef melarikan diri dari Tepi Barat pada tahun 2007 dan pindah ke California setelah keputusannya berpindah agama diketahui publik

Dalam akun Facebook pribadi Yousef terdapat link yang menghubungkan pembaca dengan buku milik YousefDalam buku itu Yousef mengaku telah diberikan pelatihan selama intifadah kedua berlangsung yang dimulai pada 2000Sejak saat itu dia bertanggung jawab atas perencanaan pengeboman bunuh diri mematikan dan membantu Israel menangkap sejumlah pejabat tinggi PalestinaNama Kapten Loai disebut sebagai pimpinannya

Kepada Haaretz  Yousef mengaku berharap dapat berada di Gaza dan membantu tentara Israel membebaskan Gilad Schalit yang ditangkap oleh Hamas pada 2006"Saya akan mengenakan seragam tentara dan bergabung dengan pasukan khusus Israel untuk membebaskan Gilad Schalit," paparnya kepada Haaretz dari tempat tinggalnya sekarang di California seperti dilansir The Star

Masih dalam buku Yousef, Kapten Loai juga menuliskan pendapatnya"Begitu banyak orang yang berutang budi hidup pada YousefOrang-orang yang (tak) melakukan (jasa) sebanyak (Yousef justru) mendapat penghargaan Nobel Keamanan Israel," tulis Kapten Loai dalam buku Yousef

Menurut Loai, Yousef dilacak agen mata-mata ketika menjadi calon pembom bunuh diri di Tepi Barat kota Ramallah
Jika informasi mengenai pengkhianatan Yousef ini terbukti benar maka ini adalah tamparan keras bagi HamasPejabat keamanan Israel tak memberikan penegasan mengenai kebenaran keterlibatan Yousef dalam Shin BetNamun, mereka menegaskan metode perekrutan yang digunakan Shin Bet selama ini konsisten tanpa memberi penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut
Penerbit buku milik Yousef, Tyndale House Publishers yang mencetak buku-buku dengan tema-tema Kristen telah mengkonfirmasi rincian kebenaran dalam laporan Haaretz yang diterbitkan pada Rabu (23/2) lalu

Terpisah, dalam situs Hamas, juru bicara Mushir al-Masri menuduh Haaretz merekayasa dan mengungkapkan kebohonganHamas yakin Yousef tak bisa memata-matai organisasi tersebutMereka juga mengaku telah mencurigai aktivitas Yousef selama bertahun-tahunUntuk itu mereka membatasi gerak Yousef guna mencegahnya mengumpulkan informasi berharga mengenai Hamas
Ayah Yousef yang masih berada di penjara Israel juga mengeluarkan pernyataan melalui pengacaranyaDia yakin bahwa putranya diperas oleh pemerintah Israel selama berada di penjara pada tahun 1996.

"Apapun yang dilaporkan Haaretz, entah itu benar atau tidak, Mosab (Hassan Yousef) bukanlah anggota aktif di HamasBaik dalam bidang militer, politik, agama atau badan lainnya," tukas Sheikh Hassan Yousef seperti dikutip NY Daily News.
Sebelumnya kepolisian Dubai telah berhasil mengidentifikasi 15 tersangka baru dalam kasus pembunuhan Mahmoud al-MabhouhMembuat total tersangka menjadi 26 orang dan semuanya masih berstatus buron.  Tiga diantara ke-15 tersangka baru itu berpaspor AustraliaEnam lainnya menggunakan identitas warga InggrisDan sembilan sisanya masing-masing tiga berpaspor Republik Irlandia, Prancis dan AustraliaSebanyak 10 tersangka berjenis kelamin pria dan lima lainnya wanita.

Masuknya paspor Australia dalam penyelidikan aksus itu membuat pemerintahan Australia geramVictor Ostrovsky, mantan petugas yang menangani kasus Mossad menjelaskan bahwa ada beberapa alasan yang membuat Australia dipilih dalam hal iniDi antaranya warga Australia berbicara bahasa Inggris dan seluruh orang mengetahui AustraliaHal itu membuat tersangka pemakai paspor mudah mengkopi identitas pemilik paspor asli

"Saya tahu orang yang memalsukan identitas sebagai warga Australia bukan hanya sekali tetapi beberapa kaliJadi mengapa hal ini tak (mungkin) dilakukan kembali?" tukas Ostrovsky kepada AFP(war/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karzai Kangkangi Lembaga Pemilu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler