jpnn.com, CIREBON - Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat telah melaporkan kepada Wali Kota soal perusakan kawasan petilasan Sultan Matangaji oleh pengembang perumahan.
"Kami telah laporkan kepada Bapak Wali Kota Cirebon sehubungan dengan adanya perusakan kawasan petilasan Sultan Matangaji yang merupakan 'wewengkon' Keraton Kasepuhan," kata Sultan Arief di Cirebon, Rabu.
BACA JUGA: Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Ritual Cuci Piring Peninggalan Wali Songo
Arief mengatakan, perjuangan Sultan Sepuh V yaitu Sultan Matangaji dalam memerangi penjajah Belanda pada abad 18 Masehi merupakan sejarah perjuangan rakyat Cirebon.
Banyak bukti dari perjuangan Sultan Matangaji berupa, batu bata, sumur kuno, goa tirai dan ini seharusnya dipelihara dengan baik, sebagai monumen sejarah perjuangan Rakyat Cirebon memerangi penjajah.
BACA JUGA: Tawurji, Tradisi Sedekah Keluarga Keraton Kanoman Cirebon untuk Masyarakat Miskin
Untuk itu pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah ataupun oleh pihak swasta dan bersinggungan dengan petilasan, situs atau cagar budaya hendaknya berkoordinasi terlebih dahulu.
"Yaitu dengan kami Keraton Kasepuhan, ahli sejarah dan pihal pihak yang tahu, tidak semaunya sendiri," ujarnya.
Sultan berharap dengan laporan yang telah disampaikan ke Wali Kota Cirebon terkait perusakan petilasan Sultan Matangaji, Pemerintah Daerah segera menindaklanjutinya agar warisan sejarah di Kota Cirebon, tetap terus terjaga dan dirawat dengan baik, tidak seperti yang terjadi saat ini, di mana petilasan malah di rusak.
"Sebaiknya situs, petilasan dijaga dan dirawat serta diberi batas, agar tetap ada sebagai monumen perjuangan Cirebon," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti