Panglima Ingatkan Netralitas Prajurit TNI

Senin, 06 Januari 2014 – 22:50 WIB
Jenderal Moeldoko saat menerima 175 personel Konga XX-J/MONUSCO dari Republik Demokratik Kongo usai melaksanakan misi perdamaian dunia selama satu tahun di Kongo. Acara berlangsung di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (6/1). Foto: ist

jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan nasional. Untuk itu, Moeldoko mengingatkan segenap prajurit TNI agar senantiasa berpedoman pada komitmen netralitas TNI dan menjaga kesiapsiagaan satuan.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko saat menerima 175 personel Kontingen Garuda (Konga) XX-J/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique du Congo) dari Republik Demokratik Kongo usai melaksanakan misi perdamaian dunia selama satu tahun di Kongo. Acara berlangsung di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (6/1).

BACA JUGA: Dinilai Sedang Digoyang, Dahlan: Terserah

"Setelah sampai di Tanah Air, segera adaptasikan diri, baik fisik maupun mental dengan keluarga, satuan maupun lingkungan sosial, agar dapat melaksanakan tugas berikutnya secara berkualitas. Tugas yang saat ini di depan mata prajurit TNI adalah senantiasa berpedoman pada komitmen netralitas TNI dan menjaga kesiapsiagaan satuan dalam rangka menyukseskan Pemilu," kata Panglima TNI di hadapan 175 personel Konga XX-J Monusco.

Diingatkannya, jangan sia-siakan setiap pengalaman tugas yang telah dimiliki, sekecil apapun itu, adalah pelajaran hidup ke depan, dengan menjadikan setiap pengalaman untuk menempa dan meningkatkan kualitas diri. "Pelihara dan jaga prestasi itu, melalui pelaksanaan tugas berikutnya di kesatuan masing-masing dengan lebih berdisiplin, kreatif dan dedikatif," tegasnya.

BACA JUGA: Yusril: Freeport dan Newmont Terselamatkan dari UU Minerba

Lebih lanjut Moeldoko menilai profesionalisme Kontingen Garuda selama setahun masa penugasan di Kongo telah menunjukkan berbagai prestasi yang sangat luar biasa, diantaranya telah membangun jembatan bailley yang menghubungkan desa Durba dengan desa Nzopi, memperbaiki jalan Duru-Bitima dan jembatan Moke sepanjang 25 Km. Selain itu, merehab bangunan penjara yang terletak di Dungu Town dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 Km.

Panglima TNI juga menyinggung International Peacekeeping Operations yang merupakan “Flagship enterprise” PBB. Dalam menjalankan misi tersebut, saat ini PBB menghadapi tantangan menutup gap antara supply and demand untuk memenuhi kebutuhan personel dan materiil pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian.

BACA JUGA: Nasaruddin Umar Fasilitasi Calo Bahas Proyek Al Quran

Awalnya peran PBB hanya terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan stabilisasi situasi di lapangan dalam rangka mendukung usaha-usaha politik untuk penyelesaian konflik. Searah perkembangan kehidupan global, lanjutnya, konteks gelar misi PBB telah berubah dari misi 'Tradisional' yang mengedepankan tugas-tugas militer, menjadi misi yang lebih 'Multidimensional' dengan pelibatan sipil dan militer.

Ini dalam rangka menciptakan perdamaian yang komprehensif berkelanjutan dan membantu rehabilitasi pasca konflik, yang menurut Panglima TNI, salah satu tugas tersebut telah dilaksanakan oleh Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-J/Monusco di Kongo.

Dalam kaitan perubahan dan pengembangan misi PBB tersebut, Indonesia lanjut Moeldoko, akan berupaya melakukan penguatan komitmen dan peran dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Hal ini didasari oleh prinsip-prinsip yang telah disepakati seluruh anggota PBB, yakni; adanya persetujuan dari pihak-pihak yang bertikai. Memiliki mandat yang jelas. Keadilan dan non-use of force.

"Kecuali untuk membela diri dan mempertahankan mandat yang diembankan PBB. Bagi Indonesia misi tersebut memiliki dimensi politis dan strategis untuk kepentingan negara dan bangsa," tegas Moeldoko.
 
Untuk kepentingan tersebut, lanjutnya, sebagai salah satu negara yang menyetujui pelaksanaan Global Peace Operations Initiative (GPOI), Indonesia telah memiliki visi untuk lebih mengembangkan peran dan partisipasinya dalam peacekeeping operations, khususnya meningkatkan Peran Ketiga Komponen yaitu militer, polisi dan sipil.
.
Keberadaan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) di Sentul, Jawa Barat, merupakan bagian strategis yang sekarang memiliki kapasitas eight in one common use, khususnya dalam upaya memperbesar kapasitas TNI sejalan dengan evolusi dan mengemukanya fenomena multidimensional peacekeeping operations dan isu pembentukan rapid deployment standard and ‘on-call’ military and civilian expertise.

Oleh karena itu, sambungnya, perlu dioptimalkan sebesar-besarnya keberadaan IPSC melalui pengembangan pemikiran dan langkah-langkah kreatif yang inovatif, guna memperbesar kapasitas dan kualitas misi Kontingen Garuda TNI di masa yang akan datang. "Disamping itu, perlu digunakan catatan keberhasilan dan hasil evaluasi misi Satgas Zeni Konga XX-J Monusco sebagai referensi penguatan PMPP TNI dan satuan terkait lainnya, khususnya pada civic mission," pungkasnya. (fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Puji Karen di Depan Tim Komite Konvensi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler