Panglima Sebut Kogabwilhan Jadi Contoh Konkret Integrasi TNI Dalam Satu Kesatuan Komando

Jumat, 27 November 2020 – 23:08 WIB
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Muhammad Herindra menghadiri sekaligus membacakan sambutan Panglima TNI dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku “75 tahun TNI”, bertempat di Auditorium CSIS gedung Pakarti Center Jl. Tanah Abang III Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020). Foto: Puspen TNI

jpnn.com - Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Muhammad Herindra menghadiri sekaligus membacakan sambutan Panglima TNI dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku “75 tahun TNI”, bertempat di Auditorium CSIS gedung Pakarti Center Jl. Tanah Abang III Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).

Panglima TNI dalam sambutan tertulis dibacakan Kasum TNI, mengatakan, Sejarah TNI telah mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Selama 75 tahun, sejak 1945 sampai dengan 2020, TNI telah terlibat dalam menghadapi agresi militer di era mempertahankan kemerdekaan, menghadapi pemberontakan di beberapa wilayah, operasi kontra terorisme, sampai dengan operasi penanggulangan bencana, serta berbagai Operasi Militer Selain Perang (OMSP) lainnya.

BACA JUGA: TNI Mengendus Teroris yang Berpura-pura jadi Karyawan, Gempar

Menurut Panglima TNI, bercermin dari sejarah dan pengalaman, TNI makin menyadari pentingnya interoperabilitas kekuatan ketiga matra TNI untuk menghadapi potensi ancaman yang semakin kompleks, multidimensi serta mengutamakan kecepatan dan akurasi dalam penanganannya. 

Lebih lanjut, Marsekal Hadi menjelaskan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) menjadi contoh konkret dari perwujudan upaya mengintegrasikan kekuatan TNI dalam satu kesatuan komando dan pengendalian.

BACA JUGA: Prajurit TNI Perempuan Dipepet Pengendara Ojol, Nekat, Hanya Hitungan Detik

“Hal tersebut menunjukkan dinamika yang terus berlangsung dalam organisasi TNI sebagai bentuk adaptasi terhadap berbagai perubahan. Dalam perjalanannya, TNI telah melakukan banyak adaptasi sebagaimana dibahas dalam buku ini,” jelasnya.

Panglima TNI juga menambahkan adaptasi yang dilakukan merupakan jawaban terhadap beberapa faktor Pertama, dinamika lingkungan strategis global, regional maupun nasional.

BACA JUGA: Kepala Suku di Papua Gelar Upacara Bakar Batu, Panglima TNI Turut Membantu 59 Ekor Babi

Kedua, bentuk ancaman yang dihadapi dan ketiga, dinamisnya hubungan sipil-militer pada setiap periode politik nasional.

“Ketiga faktor tersebut telah memberikan pengaruh yang besar dalam perjalanan 75 tahun pengabdian TNI untuk Bangsa dan Negara,” katanya.

Buku ini memberikan sudut pandang baru dalam melihat perubahan yang terjadi pada organisasi TNI, operasi yang dilaksanakan dan evolusi ekonomi pertahanan sejak 1945 sampai 2020.

Berbeda dari buku sejarah, buku ini tidak hanya berisi rangkaian peristiwa yang melibatkan TNI sejak revolusi fisik 1945, tetapi juga berisi analisis yang kredibel dan argumentasi yang kuat terhadap evolusi ekonomi pertahanan, operasi dan organisasi TNI.

Buku ini melengkapi studi perubahan dan inovasi militer yang didominasi oleh konsep dan teori militer di negara maju dalam studi internasional.

“Saya berpandangan, gagasan dan pemikiran dalam buku ini dapat menjadi masukan, tidak hanya bagi pengamat dan komunitas peneliti kebijakan pertahanan Indonesia, tetapi juga para praktisi pertahanan dan personel TNI untuk membuka wawasan dan merumuskan visi kemajuan,” ujarnya.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler