jpnn.com, MEDAN - Penglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjalin silaturahmi dengan sekitar 50 ulama se-Sumatera Utara di Kodam I Bukit Barisan, Jumat (25/5).
Dalam acara silaturahmi itu juga diadakan zikir, tausiah kebangsaan, buka puasa bersama, pemberian santunan kepada anak yatim, dan salat Tarawih berjemaah.
BACA JUGA: PB MDHW Siapkan Daftar Nama 700 Ulama
Para pejabat daerah dan jajaran TNI serta Polri juga mengikuti acara itu.
Hadi mengatakan, Ramadan menjadi momentum bagi TNI untuk menjalin silaturahmi dengan ulama dan masyarakat.
BACA JUGA: Panglima TNI Terima Direktur Utama PT. ASABRI
"Safari Ramadan merupakan sarana komunikasi TNI kepada ulama dan masyarakat dalam rangka menghadapi ancaman teroris," kata Hadi.
Dia menyadari bahwa menjaga kedaulatan negara dan memajukan bangsa tidak bisa dilakukan oleh satu elemen.
BACA JUGA: MDHW Siap Bantu Kemenag Lengkapi Daftar Mubalig Kredibel
"Berbagai elemen bangsa harus menyadari bahwa tidak bisa berdiri sendiri dalam menjaga kedaulatan dan memajukan bangsa. Semua perlu bersinergi," tambah Hadi.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) KH Musthofa Aqiel Siradj mengatakan, sinergitas antara TNI dan ulama sangat penting pada tahun politik.
"Pilkada hingga pilpres insyaallah aman sentosa jika TNI, Polri, dan ulama sudah bersatu," kata KH Musthofa.
Wakil Rais Syuriah PWNU Sumut sekaligus Dekan Fakuktas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara Katimin memuji langkah yang diambil TNI.
"Di tengah ancaman terorisme, silaturahmi TNI dengan ulama sangat tepat," kata Katimin.
Sementara itu, Ketua Umum MDHW Sumut Nispul Khoiri menilai pertemuan TNI, Polri dan ulama merupakan peristiwa monumental.
"TNI, Polri, ulama dan masyarakat bersatu. Ini tentu mendinginkan situasi politik di Sumut, apalagi pertemuan ini juga ada zikirnya," kata Nispul.
Secara terpisah, Sekjen PB MDHW Hery Heryanto Azumi mengatakan, pertemuan panglima TNI, Polri, ulama, dan masyarakat Sumut merupakan bentuk pertahanan semesta.
"Apa yang dilakukan Panglima TNI dengan melibatkan segala komponen bangsa, khususnya ulama dalam upaya menjaga kedaulatan dan mencegah ancaman terorisme merupakan bagian dari pertahanan semesta. Ini sangat positif," kata Hery.
Hery menambahkan, keseimbangan antara soft power dan hard power sangat penting untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"TNI telah melakukan keseimbangan. Soft power dan hard power disatupadukan. Pelibatan ulama tentu bagian dari soft power itu," tegas Hery. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen MDHW: Teroris Agen Perusak untuk Hancurkan NKRI
Redaktur & Reporter : Ragil