Sekjen MDHW: Teroris Agen Perusak untuk Hancurkan NKRI

Senin, 14 Mei 2018 – 15:30 WIB
Tausiah dan zikir kebangsaan yang digelar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (13/5). Foto: MDHW

jpnn.com, BANTUL - Sekretaris Jenderal Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHWHery Haryanto Azumi mengatakan, paham keagamaan yang mengarah kepada radikalisme harus dikikis sampai habis.

Caranya dengan menerapkan ajaran-ajaran Islam damai yang menghormati keberagaman dan perbedaan.

BACA JUGA: Mendagri: Saatnya Menentukan Siapa Kawan, Siapa Lawan

"Segala tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan karena agama tidak pernah mengajarkan kezaliman," kata Hery dalam tausiah dan zikir kebangsaan yang digelar MDHW di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (13/5).

Hery juga mengajak masyarakat untuk cerdas dalam menerima dan memamah informasi pada era digital seperti sekarang ini.

BACA JUGA: Empat Imbauan Polri untuk Masyarakat terkait Terorisme

"Aktivitas terorisme dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menyebarkan informasi yang salah untuk menjustifikasi tindakan kekerasan yang mereka lakukan,” tegas Hery.

Selain itu, Hery juga menghimbau organisasi-organusasi Islam nasionalis seperti NU dan Muhammadiyah untuk lebih agresif dalam mengampanyekan Islam damai.

BACA JUGA: Mabes Polri Bantah Ada Bom di Gereja Santa Anna Duren Sawit

"Teroris tidak bisa diceramahi. Mereka adalah agen-agen perusak yang ditugaskan untuk menghancurkan NKRI. Mereka menerima perintah dari kekuatan-kekuatan yang tidak ingin melihat Indonesia maju dengan tetap berpijak pada keberagaman," terang Hery.

Hery pun mengimbau aparat keamanan dan pertahanan untuk menghadapi terorisme dengan payung hukum pidana luar biasa atau khusus. Misalnya, dengan Perppu Anti Terorisme.

"Perppu Anti Terorisme perlu segera disahkan agar segala bentuk tindakan terorisme dapat diantisipasi sejak dini," ujar Hery.

Sementara itu, Rais Syuriah PWNU DIY KH Mas'ud Masduki mengatakan, Islam rahmatan lil alamin adalah Islam yang paling pas dijalankan.

Yakni, Islam yang menghargai kebinekaan dan sikap tawasuth (tengah-tengah). Dalam konteks Indonesia, Islam rahmatan lil alamin dikenal dengan istilah Islam kebangsaan.

“Islam itu menghargai kebinekaan dan keberagaman. Majelis Dzikir Hubbul Wathon dari visi misinya mencoba menjalankan itu," kata KH Mas'ud.

Pengasuh Ponpes UNIQ Nusantara KH M Abdul Ghufron juga mengajak masyarakat Indonesia selalu semangat menjaga NKRI.

Dia juga mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan MDHW.

"Kita harus bersemangat menjaga NKRI. Apalagi, kini mulai banyak kelompok yang ingin merorongnya. MDHW menurut saya salah satu gerakan yang bersemangat untuk menjaga NKRI dari rongrongan siapa pun. Di daerah pelosok seperti ini, MDHW pun mengajak warga berzikir dan mencintai tanah air. Ini sangat bagus," kata KH M Abdul.

Kegiatan zikir dan tausiah kebangsaan ini juga diisi dengan pagelaran seni budaya wayang kulit.

Acara itu juga dihadiri KH Abdul Muiz Aziz dari Ponpes Denanyar, Jombang, Jatim), KH M Heru Taufiq (Pompes Tebu Ireng Jombang), KH M Abdul Ghufron (Pengasuh Ponpes UNIQ Nusantara), dan Gus Ruhullah Taqy Murwat (Sekretaris MDHW DIY).

Ada pula KH Nur Charis dari Ponpes Salimiyah Mlangi, KH Tajul Mafakhir (Majelis Muwasholah), Gus Janki Dausat (PCNU Kota Yogyakarta), KH Abdul Hamid (PCNU Kota Yogyakarta), KH Juwadi (PCNU Kulon Progo), dan KH Bardan (Rais Syuriah PCNU Gunung Kidul). (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waketum MUI Tegaskan Terorisme Sudah Jadi Musuh Bersama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler