Panglima TNI: Ini Informasi Positif Tentang 7 WNI yang Disandera

Sabtu, 02 Juli 2016 – 14:27 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (1/7). FOTO: Puspen TNI

jpnn.com - JAKARTA - Informasi terbaru terkait 7 (tujuh) WNI (Warga Negara Indonesia) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf sudah diketahui keberadaannya yaitu di Pulau Sulu, Filipina.

Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo usai memimpin upacara penganugerahan Tanda Kehormatan tertinggi dari TNI kepada Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (1/7).
 
“Hingga saat ini TNI terus memonitor perkembangan terkait kasus penyanderaan tujuh WNI yang disandera oleh kelompok teroris dan apa saja yang menjadi tuntutannya. Saat ini ke-7 WNI tersebut telah diketahui keberadaannya, hanya saja ketujuh WNI tersebut posisinya terpisah dan tidak menjadi satu,” tutur Panglima TNI.
 
Terkait pengerahan pasukan TNI ke Filipina, Jenderal Gatot menyampaikan masih dalam tahap pembahasan.

BACA JUGA: Anggota DPR Apresiasi Kebijakan BPJS, Pemudik Senang

Sebelumnya, Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu telah berkoordinasi dengan Menhan Filipina terkait rencana operasi yang dilakukan TNI untuk membebaskan tujuh WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
 
Menurut Panglima TNI, ini merupakan informasi yang positif, dimana Menhan Filipina mengijinkan TNI untuk dapat melakukan operasi pembebasan tujuh WNI yang di sandera kelompok Abu Sayyaf.

“Hasil koordinasi antara Menhan RI dan Menhan Filipina nantinya akan ditindaklanjuti oleh Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Panglima TNI,” ujarnya.
 
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menegaskan, bahwa Undang-Undang di Filipina tidak mengijinkan tentara dari luar untuk melakukan operasi di Filipina. Namun demikian, dengan perkembangan yang baru terkait koordinasi antar Menteri Pertahanan kedua negara dapat segera dilakukan loby untuk membahas aturan terkait operasi militer yang dilakukan oleh TNI di Filipina.
 
“Nantinya akan dibuat SOP (Standard Operation Procedure) , karena setiap perjanjian di negara Filipina dengan negara lain harus diratifikasi oleh lembaga legislatif,” kata Panglima TNI.
 
Sementara itu, terkait pengiriman batu bara yang dilakukan oleh Indonesia untuk Filipina, Panglima TNI mengatakan bahwa ini merupakan kerja sama dibidang ekonomi yang saling menguntungkan dimana hampir seluruh kebutuhan batubara untuk listrik di Filipina di pasok dari Indonesia.  

BACA JUGA: Insiden Tolikara Jangan Sampai Terulang

“Yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia adalah bagaimana jalur kapal-kapal Indonesia yang membawa batubara ke Filipina dapat kembali dalam keadaan aman,” ucapnya.
 
Jenderal Gatot menegaskan, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengamankan jalur pengiriman batubara dari Indonesia ke Filipina antara lain dengan melakukan patroli bersama di wilayah perairan Filipina.

Selain itu dapat pula perairan Filipina yang menjadi jalur pengiriman batubara diamankan oleh militer Filipina atau Kapal Indonesia yang akan melakukan pengiriman dikawal oleh TNI.

BACA JUGA: Jokowi Ingin Arus Mudik Zero Accident, Jonan: Ya Gak Mungkin

“Kedua negara ini saling memerlukan, kita perlu menjual batubara untuk ekonomi kita kemudian Filipina perlu batubara untuk pasokan listrik mereka,” ujar Panglima TNI.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Gaji Hakim bukan Alasan Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler