Panglima TNI Nilai Tentara Papua Nugini Berlebihan

Selasa, 11 Februari 2014 – 16:22 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyesalkan adanya dugaan kekerasan berupa pembakaran kapal nelayan Indonesia yang dilakukan aparat pertahanan Papua Nugini (PNG).

Kapal itu memang masuk wilayah perairan PNG. Saat ditemukan tentara PNG, kapal itu dibakar, sementara 10 nelayan asal Indonesia melarikan diri dari kapal tersebut. Lima di antaranya berhasil selamat.

BACA JUGA: KPK Didesak Usut Dugaan Korupsi di Pertanahan

"Masalah itu sedang diinvestigasi oleh angkatan laut kita. Tunggu hasilnya kita ingin tahu lebih dalam apa motivasinya kok sampai seperti itu. Saya kira tindakan ini berlebihan," ujar Moeldoko di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, (11/2).

Moeldoko menyatakan belum diketahui kebenaran pelaku pembakaran adalah tentara PNG. Namun, dari simbol-simbol yang digambarkan, diakuinya, mirip dengan milik tentara negara tetangga itu.

BACA JUGA: DPR Sahkan UU Perdagangan

Moeldoko mengungkapkan tidak mudah juga bagi pihaknya untuk mengawasi seluruh perairan sehingga bisa mencegah keluarnya kapal nelayan Indonesia menuju perairan negara lain. Ia mengakui pengawasan bobol karena kekuatan angkatan laut Indonesia terbatas.

"Itukan kekuatan angkatan laut kita terbatas, sementara luas wilayah segitu banyak, sangat wajar, jika ada bobol kanan kiri. Kalau nanti hadirnya kapal dari Inggris, kapal selam Korea nanti kekuatan akan bertambah," sambung Moeldoko.

BACA JUGA: Artha Meris Bingung Jadi Saksi Rudi Rubiandini

Untuk penyelesaian masalah ini, Moeldoko mengungkapkan pihaknya akan menunggu pertemuan antara pemerintah Indonesia dan PNG.
Ia meminta pertemuan itu dilakukan secepatnya.

"Kita akan komunikasikan. Pasti akan ditanya, ini area politik atau pertahanan. Kalau area pertahanan domain saya. Kalau politik, nanti menlu yang protes. Kita perlu tanyakan, kenapa harus pakai kekerasan seperti itu. Itu harus didalami," tandas Moeldoko. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat Suara Pileg Selesai Akhir Februari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler