jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut lokasi penyanderaan pilot Susi Air Baru Philips Mark Methrtens (37) tidak di satu tempat atau berpindah-pindah yang berdekatan dengan warga.
Hal itu terungkap saat Yudo menjawab pertanyaan awak media soal perkembangan operasi pembebasan Philips yang diklaim disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
BACA JUGA: Pilot Susi Air Sudah 3 Pekan Disandera KKB, Bagaimana Kondisinya?
Yudo awalnya menyebut operasi pencarian pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu masih terus dilakukan militer Indonesia bersama personel Polri.
"Operasi tetap jalan terus, penyelamatan sandera itu," kata mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) itu ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (8/3).
BACA JUGA: Bos Susi Air Ungkap Pilotnya Takut Terbang, Seusai Penyanderaan Kapten Phillips
Namun, kata Yudo, operasi penyelamatan memiliki kendala, karena lokasi penyanderaan yang berubah-ubah dan berdekatan dengan warga.
"Ini dibawa, pindah-pindah, dan bersama dengan masyarakat," kata mantan Pangkogabwilhan I itu.
BACA JUGA: Sudah 3 Minggu Pilot Susi Air Disandera, Polri Mau Berdialog dengan KKB
Yudo berharap tidak muncul korban jiwa dari sipil apabila pasukan TNI bergerak menyelamatkan Philips.
"Kalau dari operasi istilahnya serentak itu, khawatirnya penduduk akan kena karena mereka ini, kan, bersama-sama dengan penduduk," kata mantan Pangkoarmada I itu.
Yudo pada dasarnya tetap percaya diri prajurit TNI bersama personel Polri yang memiliki kemampuan khusus bisa membebaskan sandera dari KKB.
Dia seraya mengingatkan upaya pembebasan Philips bersifat penegakan hukum dan bukan operasi militer terhadap KKB.
"Ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga tetap mengedepankan hukum," katanya. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan