Panglima TNI Tak Ingin Indonesia Seperti Uni Soviet dan Yugoslavia

Jumat, 16 Desember 2016 – 20:47 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: dok.JPG

jpnn.com - JATINANGOR - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak seluruh elemen bangsa senantiasa menjaga dan ‎merawat kebhinekaan yang ada.

Terutama jangan sampai mengalami nasib seperti negara-negara yang dulunya besar, kini terpecah belah hanya karena perbedaan.

BACA JUGA: Arsul Sani: Anggota DPR saja Diancam, Apalagi Masyarakat Lain

Contohnya seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

"Saya ingatkan, Uni Soviet dulu negara adidaya yang kuat. Tapi dalam waktu singkat menjadi 15 negara karena perbedaan bahasa, agama. Karena ekonomi," ujar Gatot usai memberi ceramah pada ribuan praja ‎Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jumat (16/12).

BACA JUGA: Sori, Ini Alasan Eko Patrio Kemarin Tak Penuhi Panggilan Polisi

Panglima mengemukakan harapannya, karena di Indonesia juga begitu ‎banyak perbedaan. Mulai dari agama, bahasa, suku, etnis, sampai warna kulit juga berbeda.

Meski demikian, Indonesia juga memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mempererat berbagai perbedaan.

BACA JUGA: Usai Diperiksa KPK, Rajesh Cuma Lambaikan Tangan

 Karena itu penting tetap dipelihara dan dijaga bersama. Jika tidak Indonesia bisa bernasib seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

"Indonesia sukunya beda, bahasanya beda, warna kulitnya beda, kondisi ekonominya berbeda, punya beribu pulau. Maka kalau tidak dijaga kebinekaan itu, maka (Indonesia) akan hancur. Ini saya jelaskan (pada praja IPDN,red), agar mereka tahu keadaan persis bangsa ini. Bahwa kekayaan alam Indonesia akan membuat iri negara lain," tutur Gatot.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Minta BNN Sering Periksa Pipis Praja IPDN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler