Panitia PON XIX Waspadai Pencurian Umur

Minggu, 12 Juni 2016 – 21:06 WIB

jpnn.com - BANDUNG–Seluruh pertandingan kualifikasi untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah dilangsungkan. Dengan berakhirnya babak kualifikasi ini, telah diketahui provinsi mana saja yang akan bertanding pada setiap cabang olahraga dan nomor-nomornya.

Sekretaris Panitia Besar (PB) PON 2016 Jabar Yudha Munajat Saputra mencontohkan, babak kualifikasi cabang olahraga sepak bola telah usai dilakukan dan memunculkan 12 provinsi yang akan berlaga pada babak utama. Peserta cabang sepak bola pada ajang olahraga terbesar di Tanah Air ini di antaranya Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.

BACA JUGA: PSM Tak Akan Kasih Celah untuk Arema Cronus

“Kalau Jabar dan Kaltim langsung lolos ke babak utama karena sebagai tuan rumah (Jabar) dan juara bertahan (Kaltim). Kalau yang lainnya hasil kualifikasi,” kata Yudha di Bandung, Minggu (12/6).

Dengan berakhirnya seluruh babak kualifikasi, saat ini pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap atlet di setiap cabang olahraga. “Sekarang tinggal entry by number, akan dilakukan oleh tim keabsahan dari pusat,” katanya.

BACA JUGA: Luar Biasa, Rio Tetap Berpuasa Jelang Balapan Kanada

Verifikasi ini akan dilakukan di Bandung pada 17 Juni mendatang. Yudha mengatakan, kontingen dari masing-masing provinsi harus sudah memasukkan nama atlet dan nomor pertandingan yang akan diikuti paling lambat 17 Juni.

“Kami sudah menginfokan ke seluruh kontingen dan pengda cabor,” ucapnya. Dalam verifikasi tersebut, pihaknya akan memastikan atlet dari provinsi mana saja yang berhak mengikuti pertandingan PON berdasarkan hasil kualifikasi.

BACA JUGA: Klik! Starting Line-up Persegres Kontra Sriwijaya FC

Sehingga, kata Yudha, setiap provinsi tidak bisa mengubah nomor apalagi cabang olahraga yang akan diikuti. “Jadi nomor-nomor yang dipertandingkan di PON ini sudah fix, definitif,” ujarnya.

Namun, tambah Yudha, jika dirasa perlu, setiap provinsi bisa mengubah atletnya yang akan bertanding pada suatu cabang dan nomor yang dipertandingkan. “Misalnya atlet ini dirasa tidak pas, sehingga dia dicoret. Mereka (provinsi) bisa mengubah atletnya, tapi cabang dan nomor pertandingannya tetap,” ujarnya.

Yudha mengatakan, melalui verifikasi ini pihaknya ingin terhindar dari praktik pencurian umur. Terlebih, PON ini merupakan ajang yang tepat untuk pembinaan atlet-atlet muda berbakat.

“Tim keabsahan ini terdiri atas 20 orang ahli. Mereka akan mengolah dokumen fisik seperti ijazah dan akta kelahiran. Di bagian akhir ada screening, sangat dimungkinkan ada pencoretan atlet kalau mereka melakukan pengurangan umur,” ujarnya.

Yudha mengakui, kecurangan umur ini sering terjadi pada setiap PON sebelumnya. “Makanya kita ingin seketat mungkin mengedepankan azas kejujuran, sportifitas,” pungkasnya. (agp/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akankah El Loco Diturunkan? Ini Perkiraan Pemain PSM Vs Arema


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler