jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow menilai tidak ada masalah yang cukup serius dalam penyelenggaraan pemilu presiden 9 Juli 2014 yang lalu. Karena itu, Jeirry menyatakan, wacana pembentukan panitia khusus (Pansus) Pilpres 2014 di DPR mengada-ada.
"Saya melihat tidak ada masalah yang cukup serius dalam pilpres. Sementara Pansus dibuat harus mempertimbang urgensinya terutama terhadap hal-hal yang tidak bisa dijelaskan. Wacana Pansus Pilpres mengada-ada," kata Jeirry, menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (5/8).
BACA JUGA: Ansor Sodorkan Resep Tangkal Pengikut ISIS di Indonesia
Menurut dia, apabila ada masalah yang terjadi dalam penyelenggaraan Pilpres 2014, masih dapat dijelaskan secara rasional. Permasalahan yang dipertanyakan kubu Prabowo-Hatta terkait hilangnya suara di Papua, misalnya. "Di Papua, dari dulu kan seperti itu, sistem noken. Suara cuma buat salah satu kandidat saja. Kalau dulu tingkat desa, sekarang tingkat kabupaten," terangnya.
Karena itu, Jeirry menyayangkan pembentukan pansus yang didorong hanya dengan berkaca pada hasil Pilpres sebab penyelenggaraan pemilihan legislatif 9 April lalu juga bermasalah karena penggunaan KTP secara langsung oleh pemilih untuk ikut pencoblosan.
BACA JUGA: Presiden Bentuk Pansel Calon Pimpinan KPK Pengganti Busyro
"Pemilu legislatif lebih banyak masalahnya. Kalau yang dipermasalahkan itu form A5 atau A6, pemilih dengan KTP di Pileg kenapa tidak dipermasalahkan juga? Justru sekarang baru dipermasalahkan," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Duduk di Tim Transisi Belum Tentu Ditunjuk Jadi Menteri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangkal ISIS, Pemerintah Jangan Justru Timbulkan Suasana Mencekam
Redaktur : Tim Redaksi