jpnn.com, KLUNGKUNG - Petani garam sedang ketiban untung besar. Lonjakan harga garam membuat mereka meraup keuntungan berlipat-lipat.
Tapi kondisi cuaca yang tak menentu juga membuat mereka kelimpungan. Contohnya adalah petani garam di Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung di Bali yang harus menghadapi cuaca tak menentu.
BACA JUGA: Polisi Kantongi Ciri-Ciri Penyerang Anggota Brimob Polda Bali
Kini, cuaca tak menentu membuat petani garam kesulitan mengeringkan air menjadi garam. Parahnya, pantai untuk membuat garam juga tergerus abrasi.
Lahan untuk membuat garam terus menyusut akibat abrasi bertahun-tahun. Dampaknya, jumlah hasil produksi garam pun terus menurun.
BACA JUGA: Garam Impor Segera Gempur Pasar
“Sudah setengah lahan penggaraman saya kena abrasi. Kalau tidak ada penanganan, satu tahun lagi bisa habis lahan penggaraman saya,” ungkap Dewa Ketut Candra, petani garam asal Dawan.
Wakil Bupati Klungkung Made Kasta mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan para petani garam. Tujuannya adalah mengatasi masalah abrasi dan penyusutan lahan membuat garam.
BACA JUGA: 20 Ton Garam Datang, Harga Masih Tinggi
“Nanti kami akan melakukan penataan. Sehingga nanti pertanian garam di Klungkung semakin bergairah dan menarik minat warga yang sebelumnya berhenti bertani garam untuk kembali lagi bertani. Sekarang ini masih tersisa sebanyak 17 KK petani garam di Kusamba,” tuturnya.(rb/ayu/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong Jaga Anak Saya...
Redaktur & Reporter : Antoni