jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 75 ribu ton garam impor asal Australia akan datang, Kamis (10/8).
Izin impor dan distribusi garam diberikan kepada PT Garam (Persero), satu-satunya BUMN yang mengelola produksi garam di Indonesia
BACA JUGA: 20 Ton Garam Datang, Harga Masih Tinggi
Sekretaris Perusahaan PT Garam Hartono menyatakan, pihaknya memiliki izin impor 75 ribu ton.
Namun, PT Garam baru bisa menerima 52.500 ton pada 10 Agustus besok.
BACA JUGA: Bu Susi: Kami Perlu Dukungan Pengawasan Importir
Pasalnya, pihaknya terkendala penerbitan perizinan.
’’Karena perizinan lama, satu di antara tiga kapal yang kami pesan akhirnya lepas karena tidak mau menunggu,’’ jelasnya, Selasa (8/8).
BACA JUGA: Sejarah Garam dalam Legenda Aji Saka
Stok 75 ribu ton garam impor bakal tiba di tiga pelabuhan.
Yakni, Ciwandan di Banten, Tanjung Perak di Surabaya, dan Belawan di Medan.
Namun, besok baru Ciwandan dan Tanjung Perak yang menerima garam impor.
Hartono memprediksi sisa garam impor yang belum terkirim ke Indonesia tiba pada 20–22 Agustus.
’’Kami butuh waktu untuk mencari kapal lagi. Tapi, kami upayakan tanggal 15 sudah sampai,’’ katanya.
Sesuai dengan surat rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, garam impor akan diprioritaskan untuk industri kecil menengah (IKM).
Jika stok berlebih, PT Garam bakal meminta rekomendasi pemerintah lagi untuk pendistribusian selain IKM.
’’Impor garam ini diawasi ketat oleh pemerintah,’’ ujar Hartono.
Bila stok berlebih, PT Garam sudah menyiapkan dua skenario.
Yaitu, didistribusikan ke pabrik garam dengan skala besar atau disimpan sebagai stok penyangga (buffer stock).
Namun, Hartono menegaskan bahwa PT Garam berharap tidak ada kelebihan stok garam impor karena berpotensi mengganggu panen garam rakyat pada September mendatang.
Karena itu, distribusi garam impor hanya berlaku sampai 31 Agustus.
’’Kalau ternyata sampai September garam rakyat masih belum bisa dipanen, mungkin pemerintah akan membuka keran impor lagi,’’ tuturnya. (pus/c14/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Harga Garam Bata Sudah Rp 12 Ribu per Bungkus
Redaktur & Reporter : Ragil