jpnn.com, SURABAYA - Tradisi mengirim parsel pada hari raya keagamaan sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Seiring dekatnya perayaan Natal, semakin banyak penjual parsel di Kota Pahlawan. Hal itu kerap dimanfaatkan para pedagang nakal yang ingin meraup banyak keuntungan.
BACA JUGA: Zack Lee Ajak Nafa Urbach Liburan ke Australia, Oooh...
Mereka menggunakan barang-barang sisa untuk membuat parsel. Parahnya lagi, biasanya barang yang digunakan sudah kedaluwarsa.
Meski harga jualnya murah, keuntungan yang didapat lebih besar lantaran pengeluaran diminimalkan.
BACA JUGA: Nataru, Maskapai Diimbau tak Jual Tiket dengan Harga Tinggi
Untuk itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran membentuk satgas pangan.
Tim tersebut terdiri atas anggota Unit Ekonomi Satreskrim Polrestabes Surabaya.
BACA JUGA: Jelang Natal dan Tahun Baru, Pasokan Pangan Cukup
Mereka bertugas berkeliling di beberapa supermarket untuk melakukan pemantauan. ''Mulai efektif sejak awal Desember lalu kok,'' katanya.
Pemeriksaan tersebut biasanya dilakukan dengan pengambilan sampel. Setiap supermarket yang menjual parsel akan diperiksa.
Salah satu parselnya akan dibuka di tempat. Anggota satgas akan memeriksa satu per satu bahan makanan dalam rangkaian parsel itu.
Yang diperhatikan adalah tanggal kedaluwarsa makanan. Tampilan luar kemasan juga diperiksa.
Penyok tidaknya kemasan menentukan kualitas makanan di dalamnya. (bin/c20/ady/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Nataru, Menhub Intensifkan Ramp Check Bus Pariwisata
Redaktur & Reporter : Natalia