Pantun Politik Butet dan Hasto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 29 Juni 2023 – 21:34 WIB
Ridwan Kamil (kiri) dan Hasto Kristiyanto di GOR & Taman Saparua, Bandung, Sabtu (28/6). Foto: DPP PDIP

jpnn.com - "Kang Emil memang kaya prestasi, memajukan Jabar penuh daya seni. Pemilu akan digelar beberapa bulan lagi, bacawapres Pak Ganjar ternyata ada di sini."

Itu adalah bait pantun yang diucapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Monumen Plaza Soekarno di kawasan GOR Saparua, Bandung, Rabu (28/6).

BACA JUGA: Begini Pantun Hasto yang Menyiratkan Ridwan Kamil Bacawapres Pendamping Ganjar

Menjelang Pilpres 2024 para politikus dan seniman makin kreatif dalam memainkan pantun politik. Butet Kertarejasa, selama ini dikenal sebagai salah satu seniman yang berkelas. Pada puncak peringatan Bulan Bung Karno 24 Juni di Gelora Bung Karno, Butet tampil membacakan beberapa rangkaian pantun politik.

Ali-alih mendapat apresiasi, Butet malah mendapat rundungan dari banyak pihak. Butet dianggap sudah bukan lagi seorang seniman murni. Butet sudah dianggap sebagai bagian dari gerakan politik, dan malah ada yang menuduhnya sebagai seniman buzzer.

BACA JUGA: Butet Sampaikan Pujian kepada Megawati, Singgung Politikus Transaksional

Butet membacakan kumpulan pantun di depan puluhan ribu kader PDIP, termasuk Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Puan Maharani, serta bacapres dalam Pilpres 2024, yaitu Ganjar Pranowo.

Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan.
Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya, begitulah kalau otaknya pandir.
Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha kok, koar-koar mau dijegal.
Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.
Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biar pun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.

BACA JUGA: Hasto PDIP: Dengan Sikap Prof Yusril tersebut, maka Makin Jelas

Bagi yang sudah mengenal Butet akan dengan mudah menyimpulkan bahwa deretan pantun itu berada pada standar normal kualitas Butet. Namun, mungkin Butet sedang melayani audiensnya sehingga harus rela menurunkan standar kualitas kesenimananya.

Hasto menyampaikan sejumlah pantun yang memuji Ridwan Kamil, baik kepemimpinan Ridwan Kamil di Jawa Barat yang berhasil membangun monumen megah hingga rencana Pembangunan Patung Bung Karno tertinggi di dunia di Jawa Barat.

Ridwan Kamil tak mau kalah. Selain berterima kasih atas pantun Hasto, dia pun membalas dengan pantun. "Burung cenderawasih burung bangau, indah warnanya; terima kasih Mas Hasto atas pantun-pantunnya," ujar dia.

Hasto mewakili Keluarga Bung Karno menyampaikan salam dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga merupakan putri dari Presiden pertama RI kepada Ridwan Kamil.

Bu Mega, kata Hasto, menyampaikan rasa haru dan menyampaikan terima kasih atas gotong royong anak bangsa yang dipimpin soekarnois-soekarnois muda. Sebelum groundbreaking dilakukan, sesuai permintaan Megawati diputarkan sebuah lagu baru karangan Bimbo berjudul “Bung Karno”.

PDIP saat ini telah resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024. Namun, hingga kini belum ada kepastian siapa yang bakal mendampingi Ganjar mengarungi kontestasi pilpres tersebut sebagai bakal calon wapresnya.

Terjadi persaingan keras, tetapi diam-diam untuk memperebutkan slot itu. PPP yang juga mengusung Ganjar telah menawarkan Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres. Namun, hingga kini belum ada ketetapan dari PDIP.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bahkan menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kandidat bacawapres Ganjar.

Ridwan Kamil sekarang menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar. Sampai sejauh ini Golkar belum resmi menyatakan dukungannya kepada Ganjar maupun Prabowo Subianto. Namun, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, sampai sekarang masih tetap ngotot kepingin menjadi presiden.

Tiket bakal pendamping Ganjar ada di tangan Megawati. Siapa pun yang bakal mendampingi Ganjar sudah pasti harus mendapatkan restu Megawati. Bahkan, berbagai rumor yang beredar menyebutkan bahwa tiket cawapres itu menjadi hak penuh Megawati.

Bagi Ridwan Kami, tersanjung boleh saja. Namun, dalam situasi persaingan politik yang sangat ketat seperti sekarang, setiap kandidat pasti saling intip dan siap memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun.

Dalam lanskap politik Indonesia beberapa waktu belakangan ini juga banyak muncul janji-janji politik di berbagai kesempatan. Siapa lagi jagoannya kalau bukan Jokowi. Sejak tahun lalu Jokowi rajin menebar sinyal dukungan kepada bakal calon presiden tertentu. Sampai sekarang pun Jokowi masih sering melakukan hal yang sama.

Di depan musyawarah sukarelawan Jokowi di Borobudur tahun lalu Jokowi memberi isyarat mirip pantun Hasto.

Jokowi mengatakan calon presiden ada di sini. Dia tidak menyebut nama, tetapi ketika itu Ganjar Pranowo ada di lokasi.

Setelah itu Jokowi lebih terbuka lagi memberi isyarat soal calon presiden pilihannya. Kali ini Jokowi menyebut isyarat rambut putih dan muka keriput. Rambut putih sudah pasti ditujukan kepada Ganjar, dan muka keriput mungkin ditujukan kepada Prabowo Subianto.

Dalam sebuah acara Partai Gerindra Jokowi juga secara terang-terangan memberi dukungan kepada Prabowo. Jokowi dengan terbuka mengatakan bahwa sekarang giliran Prabowo untuk menjadi presiden.

Namun, rupanya Jokowi pandai menebar janji. Bahkan kepada Yusril Ihza Mahendra pun Jokowi mengatakan siap memberi dukungan kalau Yusril maju sebagai calon presiden.

Politik adalah janji, dan janji politik sering hanya tinggal janji. Perjanjian politik Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo di Batutulis hanya tingal janji.

Pantun Hasto kepada Ridwan Kamil seharusnya dianggap sebaga pantun politik untuk sekadar menghangatkan harapan.

Hasto boleh saja menyanjung. Ridwan Kamil boleh saja melambung.

Namun, tiket cawapres kelihatannya masih belum akan datang berkunjung. (*)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler